Hidayatullah.com—Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah MUI Prof Dr Din Syamsuddin menyampaikan penghargaan kepada Syeikh al-Azhar atas penandatanganan Piagam Persaudaraan Kemanusiaan (Watsiqat al-Ukhuwah al-Insaniyah) antara Syeikh Al-Azhar dan Paus Fransiscus di Abu Dhabi tiga tahun lalu. Menurutnya, piagam itu sangat penting dan relevan sebagai solusi terhadap peradaban dunia, kala kemanusiaan tercabik atas egoismen keagamaan, ras, kebangsaan dan kenegaraan, serta bentuk-bentuk ashabiyah lain.
“Persaudaraan kemanusiaan, adalah pesan agama-agama termasuk Islam. Persaudaran Kemanusiaan didasarkan pada prinsip bahwa segenap manusia, apapun ras, bangsa, ataupun agama, adalah sama-sama makhluk ciptaan Sang Pencipta Allah SWT,” demikian kata Din Syamsuddin saat bertemu Grand Shaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Muhammad Al-Thayyib.
Pertemuan berlangsung di Masyikhah (Kantor Syeikh) di Kampus Universitas Al-Azhar, pada Kamis, 2 Desember 2021. Pada pertemuan akrab tersebut Din Syamsuddin didampingi isterinya Dr. Rashda Diana, Lc, MA yang juga alumni Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar.
Dalam rangka pengarus utamaan Piagam Persaudaraan tersebut Mantan Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini mengusulkan kepada Syeikh Al-Azhar agar peringatan tahunannya lebih meluas di seluruh dunia dalam bentuk pertemuan atau kerja sama yang bersifat lintas. Selain itu Din Syamsuddin memberitahu Syeikh Al-Azhar tentang pembentukan Poros Dunia Wasathiyat Islam sebagai usaha pembudayaan kehidupan berislam yang tengahan dan pembentukan umat Islam sebagai Ummatan Wasathan.
Pada kesempatan pertemuan itu Din juga mengingat Syeikh Al-Azhar Ahmad Muhammad Al-Thayyib tentang kesepakatan antara Muhammadiyah dan Syeikh Al-Azhar. Kesepakatan itu ditandangani pada 2003 oleh Prof. Din Syamsuddin mewakili PP Muhammadiyah dan Prof. Syeikh Muhammad Al-Sayyid Thonthowi (Syeikh Al-Azhar pada waktu itu), dan mengusulkan agar bisa diperbarui.
Kesepakatan meliputi kerja sama dalan bidang pendidikan, dan dakwah. Syeikh Al-Azhar sepakat agar kesepakatan itu diperbarui dan dilaksanakan secara nyata.
Sebelum bertemu Syeikh Al-Azhar, Prof. Din Syamsuddin juga hadir pada Sidang Munaqasyah Disertasi Dr. KH. Anang Rikza Masyhadi, di Universitas Terusan Suez, Ismailiyah. Dr. Anang Rikza Masyhadi yang mendapat Predikat Mumtaz adalah kader Muhammadiyah dan perintis pendirian Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir dan sekarang memimpin Pondok Moderen Tazakka di Bandar, Batang, Jawa Tengah.
Saat pertemuan Syeikh Al-Azhar sempat bercanda dengan menanyakan Dr. Rashda Diana mengapa mau menikah dengan yang bukan alumni Al-Azhar. Rasdha menjawab diplomatis bahwa suaminya walau bukan alumni Al-Azhar tapi sangat Azhary (berwawasan Al-Azhar).
Selain itu, Prof. Din Syamsuddin dan isteri Dr. Rashda Diana Subakir menyempatkan diri bersilaturahim dengan Keluara Besar Muhammadiyah (PCIM Mesir) di Markaz Dakwah Muhammadiyah Kairo, yang dihadiri ratusan anggota PCIM Mesir yang memenuhi Aula Markaz Dakwah tsb. Saat ini, ada sekitar 500an mahasiswa Muhammadiyah yang menemput studi di Al-Azhar dan berbagai universitas lain di Mesir.
Mereka sudah menyelenggarakan TK Aisyiah Bustanul Athfal, dan pelatihan Silat Tapak Suci yang diikuti tidak hanya oleh Warga Negara Indonesia tapi juga warga negara-negara lain yang ada di Mesir.*