Hidayatullah.com– Pemerintah Inggris mendesak agar krisis kelaparan yang mengintai Tanduk Afrika diberikan perhatian selayaknya, sementara jajak pendapat menunjukkan hanya dua dari 10 orang di Inggris mengetahui bahwa saat ini terjadi kekeringan terparah kurun 40 tahun terakhir, apalagi ancaman kelaparan.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Christian Aid, sementara 91% publik Inggris mengetahui tentang perang Vladimir Putin di Ukraina, hanya 23% yang tahu tentang memburuknya krisis kemanusiaan di Afrika timur.
Patrick Watt, CEO Christian Aid, mengatakan hasil jajak pendapat itu “sangat memprihatinkan”.
“Di seluruh kawasan Tanduk Afrika, hingga 20 juta orang menghadapi kelaparan. Kekeringan semakin parah dan semakin sering terjadi, dan karenanya ini bukan merupakan perkara mengejutkan. Namun, perang di Ukraina telah mengubah situasi yang buruk di sana menjadi krisis yang mengerikan. Dengan meroketnya harga makanan dan energi di seluruh dunia, kita melihat orang-orang di Ethiopia, Kenya, dan Somalia menghadapi krisis yang tiada duanya,” kata Watt, seperti dilansir The Guardian Kamis (12/5/2022).
Sementara masyarakat Inggris berlomba-lomba memberikan bantuan kemanusiaan untuk orang Ukraina, faktanya hanya sedikit orang di Inggris yang peduli dengan krisis di Tanduk Afrika, imbuhnya.
Di Somalia, sekitar 6 juta orang, 40% dari populasi, menderita kelaparan tingkat ekstrim, dan World Food Programme memperingatkan bulan lalu ada “risiko kelaparan parah yang sangat nyata” jika kekeringan berlanjut dan bantuan tidak sampai ke tangan mereka.
Di Kenya, jumlah orang yang membutuhkan bantuan pangan telah meningkat lebih dari empat kali lipat dalam waktu kurang dari dua tahun, kata WFP. Di selatan dan tenggara Ethiopia, diperkirakan 7,2 juta orang bangun tidur dalam keadaan lapar setiap hari, imbuh Watt.
Lebih dari 2.100 orang diwawancarai oleh firma jajak pendapat Savanta dalam survei tersebut.*