Hidayatullah.com– Uganda mengkonfirmasi tujuh infeksi Ebola pada hari Kamis (22/9/2022) ketika pihak berwenang mencoba melacak 43 kontak pasien Ebola yang diketahui, dua hari setelah pihak berwenang di negara Afrika Timur itu mengumumkan adanya wabah penyakit menular itu.
Sebanyak delapan kematian, termasuk satu yang dikonfirmasi, “disebabkan oleh virus tersebut,” kata Dr. Henry Kyobe, seorang pejabat militer yang melacak kasus-kasus Ebola. Dia mengatakan bahwa situasinya berubah begitu cepat dan “kami menduga kasusnya akan bertambah dalam beberapa hati.”
Pusat wabah kali ini adalah distrik Mubende, di mana kota utamanya dilalui oleh jalan raya utama menuju ibukota, Kampala. Hubungan jalur perjalanan itu dan keberadaan beberapa tambang emas artisanal yang ramai di sana menjadi faktor mengkhawatirkan, kata Kyobe kepada World Health Organization (WHO) , seperti dilansir Associated Press.
Pihak berwenang Uganda belum menemukan sumber wabah, serta belum menemukan sumber kasus pertamanya. Namun, mereka dapat mengkonfirmasi adanya infeksi Ebola jenis Sudan awal pekan ini setelah menguji sampel dari seorang pria berusia 24 tahun yang awalnya dirawat karena penyakit lain – termasuk malaria dan pneumonia – ketika dia berobat di kampung halamannya. Enam orang lainnya di daerah yang sama – tiga di antaranya adalah anak-anak – meninggal pada awal September setelah menderita apa yang disebut aparat kesehatan setempat sebagai penyakit aneh.
Belum ada vaksin yang ampuh untuk mengatasi Ebola varian Sudan. “Sangat kritis pada titik ini untuk kita memperlakukan wabah ini sebagai hal yang serius, karena kita mungkin tidak mendapatkan keuntungan yang telah kita peroleh dalam hal kemajuan dalam penanggulangan medis,” kata Dr. Patrick Otim, seorang ahli epidemiologi di WHO Afrika.
Ebola, yang menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi atau bahan atau material yang terkontaminasi, bermanifestasi sebagai demam berdarah yang mematikan. Gejala antara lain demam, muntah, diare, nyeri otot dan kadang-kadang pendarahan internal dan eksternal.
Para ilmuwan belum mengetahui reservoir alami virus, tetapi mereka menduga korban pertama dalam wabah Ebola terpapar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi.
Uganda sebelumnya sudah mengalami beberapa wabah Ebola, termasuk satu pada tahun 2000 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Sementara itu di Kongo, bulan lalu otoritas setempat mengatakan bahwa kasus baru Ebola di kota Beni berkaitan dengan wabah sebelumnya.
Wabah Ebola kesepuluh di Kongo fi provinsi Kivu Utara dan Ituri menewaskan lebih dari 2.000 orang dari tahun 2018 sampai 2020. Pada masa itu, negara tetangga Uganda melaporkan beberapa kasus dan pihak berwenang mengatakan wabah tersebut berkaitan dengan wabah di Kongo.*