Hidayatullah.com–Sebuah Email tertanggal Mei antara Uni Emirat Arab (UEA), dilaporkan bocor, yang mengklaim Arab Saudi sedang bersiap untuk menyerang tetangganya, Qatar.
Email antara Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) di Washington, Yousef Al-Otaiba dan Diplomat AS Elliott Abrams mengklaim bahwa Arab Saudi sangat dekat untuk ‘mrnaklukkan’ Qatar dan ‘menyelesaikan masalah setiap orang’, kata pejabat UEA.
Al-Otaiba dilaporkan bahwa Raja Arab Saudi, Raja Abdullah bin Abdulaziz ‘hampir melakukan sesuatu di Qatar’ beberapa bulan sebelum kematiannya pada Januari 2015.
Abrams, terkejut dengan penjelasan tersebut, dan mengatakan, “Saya tidak tahu itu. Ini sesuatu yang dramatis.”
Email tersebut juga dilaporkan mengungkapkan pembicaraan antara keduanya, antara lain Abrams mengatakan mantan Presiden AS Barack Obama tidak akan mendukung serangan Arab Saudi terhadap Qatar, namun ‘orang baru’ – merujuk pada Presiden Donald Trump.
Dalam email tersebut Abrams juga menyarankan agar Jordan menguasai Qatar, sehingga memecahkan masalah keuangan dan dukungan Qatar kepada kelompok pejuang.
Pada awalnya Otaiba menjawab pengaduan adanya suatu masukan dari Abrahan di mana Jordan harus menaklukkan Qatar.
“Hashemit (keturunan Bani Hasyim) perlu menaklukkan Qatar, “ ujar Abram dalam tulisannya sebagaimana dikutip Middle East Monitor (MEE).
Kebocoran email terbaru terjadi setelah media AS melaporkan pada hari Sabtu bahwa email, yang dikeluarkan oleh sebuah kelompok yang disebut “GlobalLeaks” – tidak berafiliasi dengan pengembang perangkat lunak, GlobaLeaks – menunjukkan kolaborasi yang jelas antara Otaiba dan sebuah kelompok pemikir pro-Israel dalam upaya untuk mendiskreditkan Pemerintah Qatar, tulis Aljazeera.
Otaiba adalah tokoh terkenal di lingkungan keamanan nasional AS – sering disebut “orang paling menawan di Washington” – dan telah berpartisipasi dalam pertemuan strategi Pentagon atas undangan pejabat pertahanan.
Wartawan Aljazeera, Shihab Rattansi mengatakan di balik kebocoran tersebut bahwa “maksud mereka adalah untuk mengungkapkan sifat ‘orang berwajah dua’ dari kebijakan luar negeri Emirat”.
Reporter hubungan internasional Huffington Post mengatakan kepada Aljazeera jika email “pasti menunjukkan skeptisme tingkat tinggi UEA atas Qatar”.
Huffington Post menambahkan bahwa email tersebut juga mengungkapkan bahwa “fokus utama” pejabat UEA “adalah Iran atau Ikhwanul Muslimin“, namun “tampaknya ini adalah fokus utama dari pesan-pesan ini tentang negara tetangga Qatar”.
Pejabat AS dan UEA belum berkomentar mengenai kebocoran email baru-baru ini.
5 Juni Arab Saudi, UEA, Mesir dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Qatar dengan tuduhan Doha mendukung dan mendukung gerakan ‘teroris’ di wilayah tersebut, dimana Qatar membantah tuduhan tersebut.
Keempat negara tersebut bahkan memberlakukan sanksi terhadap Qatar dan mengeluarkan beberapa klaim, termasuk mendesak Doha untuk menutup jaringan televisi satelit Aljazeera.
Sementara itu, juru bicara kedutaan UEA mengatakan bahwa dia tidak dalam posisi untuk menuntut atau menolak keabsahan email tersebut.
Sementara itu, Qatar menandatangani kesepakatan untuk membeli 24 pesawat tempur Typhoon dari Inggris, kemarin.
Menteri Pertahanan Qatar Dr Khalid bin Mohammed Al Attiyah dan Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon menandatangani letter of intent untuk membeli jet tersebut, dalam upaya memperkuat hubungan militer dan bantuan ke Doha.
Typhoon adalah pesawat tempur multi-peran dengan potensi jangka panjang berada di garis terdepan selama bertahun-tahun.*