Hidayatullah.com–Koalisi Nasional Oposisi Suriah dan Pasukan Revolusioner telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengambil tindakan darurat untuk mengakhiri serangan rezim Rusia dan Suriah di kota barat laut Idlib.
Seruan dari Koalisi Nasional Suriah menyusul serangan baru-baru ini terhadap beberapa titik yang kuasai oposisi Idlib, menuntut campur tangan segera DK PBB dan untuk membuat keputusan secara langsung terhadap Rusia.
“Diharapkan dari masyarakat internasional untuk bekerja di semua tingkat untuk mengutuk serangan tersebut dan juga untuk menyelamatkan warga sipil di Idlib, Ghouta dan seluruh Suriah dan untuk menghentikan serangan tersebut,” bunyi pernyataan tersebut dilansir dari Anadolu Agency.
Seperti banyak diberitakan, jet-jet tempur Rusia mengintensifkan serangan mengerikan terhadap kota-kota yang dikepung kelompok milisi oposisi Suriah di Provinsi Idlib, Suriah utara, pada Ahad malam. Amuk militer Moskow itu sebagai aksi balas dendam setelah jet tempur Su-25-nya ditembak jatuh dan pilotnya dieksekusi milisi oposisi Suriah pada hari Sabtu.
Juga dicatat bahwa rezim Bashar al Assad menyerang warga sipil di distrik Saraqib di Idlib dengan gas klorin yang melabelinya sebagai “pelanggaran berulang” terhadap resolusi PBB.
Pada hari Ahad, jet tempur Rusia melakukan setidaknya 40 serangan udara terhadap Kafr Nabl, Distrik Maarrat al-Numan, Morek, Khan Shaykhun dan Umm al-Halihan, menurut koalisi nasional.
The White Helmets, yang juga dikenal sebagai Pertahanan Sipil Suriah, mengatakan bahwa delapan orang tewas dan setidaknya 40 lainnya luka-luka pada Ahad saat serangan gas klorin oleh rezim Assad menargetkan area perumahan di Distrik Saraqib.
Terletak di utara Suriah dekat perbatasan Turki, provinsi Idlib dinyatakan sebagai “zona de-eskalasi”.
Dikendalikan oleh kelompok bersenjata anti-rezim, provinsi ini mengalami serangan udara yang hebat dalam dua bulan terakhir.
Pada bulan Januari saja, 211 warga sipil terbunuh dan 1.447 terluka.
Suriah telah dikepung dalam perang sipil yang menghancurkan sejak Maret 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak demonstrasi pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga.
Sementara pejabat PBB mengatakan ratusan ribu orang terbunuh dalam konflik tersebut, pejabat rezim Suriah mengatakan jumlah korban tewas mendekati 10.000 orang.*/Sirajuddin Muslim