Hidayatullah.com—Jatuhnya Kota Aleppo ke tangan tentara Suriah dan sekutunya (Rusia, Iran, Lebanon) bukan berarti berakhirnya perjuangan menentang Presiden Bashar al-Assad, demikian kata Dewan Oposisi Suriah (SNC) kepada BBC.
George Sabra mengatakan, perkembangan itu akan menyulitkan lagi harapan ke arah ditandatanganinya perjanjian damai.
Tentara Suriah yang didukung serangan udara bertubi-tubi merebut kembali lebih dari sepertiga wilayah yang dikuasai kelompok pembebasan di kota itu. Ini menyebabkan faksi kelompok pembebasan terpaksa mundur ke lokasi di garis depan yang masih bisa dipertahankan.
Sementara itu, ribuan warga sipil melarikan diri dari daerah Aleppo yang terkepung setelah pertempuran sengit pada akhir pekan. Sabra mengatakan kepada BBC World Service kehilangan Aleppo tidak akan mengakhiri revolusi.
“Aleppo adalah lokasi revolusi yang cukup penting tapi itu bukanlah area yang terakhir. Ketika ini, kami memiliki banyak daerah yang berada di bawah kekuasaan Tentara Pembebasan Suriah,” katanya kepada BBC, Selasa (29/11/2016).
Dia juga memperingatkan bahwa kampanye militer yang dilancarkan pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya secara tidak langsung membunuh bagian dari proses politik.*