Hidayatullah.com–Tentara Rezim Bashar al Asaad mengatakan Kota Aleppo telah sepenuhnya kembali ke kontrol setelah gelombang terakhir dari warga sipil dan kelompok oposisi dan pejuang pembebasan dievakuasi.
Diberitakan media AFP, Jumat (23/12/2016), warga pro Bashar ini memenuhi jalan-jalan di Aleppo barat Kamis, 22 Desember 2016 waktu setempat setelah militer Suriah mengumumkan seluruh kelompom oposisi telah meninggalkan wilayah Aleppo timur.
“Berkat darah martir dan pengorbanan pasukan bersenjata yang gagah berani, kami bersama pasukan sekutu berhasil membebaskan Aleppo timur…,” tulis kantor berita pro rezim Suriah, Syrian Arab News Agency (SANA).
Pernyataan terbaru muncul setelah konvoi terakhir yang membawa milisi pembebasan dan keluarga mereka meninggalkan Aleppo Kamis malam, membuka jalan bagi pasukan Pro Rezim Bashar merebut kembali kontrol penuh dari kota tersebut, kata televisi Suriah.
“Empat bus terakhir yang membawa teroris (maksudnya pejuang oposisi, red) dan keluarga mereka tiba di Ramussa,” sebuah distrik di selatan Aleppo, yang berada di bawah kendali pasukan pemerintah kata media tersebut.
Di saat yang sama, ribuan orang di Kota Aleppo barat, Suriah, basis warga pendukung Rezim Bashar merayakan kemenangan dengan turun ke jalan-jalan atas keberhasilan operasi rezim Bashar dibantu Rusia, Iran, dan milisi Syiah Hizbullah (Lebanon) merebut kembali Aleppo timur dari tangan oposisi.
“Kami telah menunggu lima tahun untuk ini. Kami telah menderita, dengan adanya pemberontak, kekurangan air dan padamnya listrik,” ujar seorang wanita berumur 29 tahun, Rana al-Salem yang tak kuasa menahan tangis.
Untuk merayakan kemenangan rezim Assad, warga kompak membunyikan klakson mobil-mobil mereka. Di antara warga yang memenuhi jalan-jalan, sebagian membawa gambar Assad atau bendera Suriah dan Rusia, yang membantu rezim Suriah dalam menghadapi pemberontak dengan melancarkan serangan-serangan udara.
“Pembebasan Aleppo tidak hanya kemenangan bagi Suriah tetapi juga bagi mereka yang benar-benar memberikan kontribusi untuk memerangi terorisme, terutama Rusia dan Iran,” kantor berita pro rezim, SANA mengutip Assad sebelum pengumuman militer, Kamis.
Sebagaimana diketahui, Aleppo timur yang baru saja jatuh ke tangan Bashar dan milisi Syiah asing sebelumnya dikuasai kelomopok oposisi dan kelompok pembebasan, sementara wilayah barat Aleppo sejak awal sepenuhnya dikontrol rezim keji Bashar al Assad.
Selama ini, pemberitaan hanya berfokus pada apa yang terjadi di sisi timur Aleppo, dimana serangan bertubi-tubi rezim Suriah dilakukan, terutama setelah masuknya tentara asing, dalam hal ini keterlibatan Rusia dengan menggunakan pesawat tempurnya dan bantuan tentara Iran dan milisi Syiah dari berbagai negara, termasuk milisi Hizbullah (Lebanon) pimpinan Hasan Nasrullah.
Perbedaan Aleppo Timur dan Aleppo Barat
Sementara Aleppo barat, yang didominasi warga pro Bashar al Assad jarang diketahui.
Jacob Wirtschafter dan Gilgamesh Nabeel, dari USA Today belum lama ini menulis perbedaan mencolok situasi di Aleppo timur dan barat, termasuk dalam sebuah video. Di mana situasi Aleppo timur sangat memprihatinkan dengan banyaknya gedung yang hancur.
Sementara di sisi lain kota, yang dikuasai oleh rezim keji Bashar al Assad situasi berjalan normal, layaknya kota-kota lain di dunia. Dalam tayangan video itu bahkan terlihat anak-anak sedang asik bermain di kolam renang publik di Aleppo barat.
Sejumlah wanita dengan anak-anak tengah berjalan-jalan di pusat kota , sama sekali tidak terlihat dampak adanya perang di belahan lain kota yang berjarak hanya beberapa kilometer dari tempat mereka.
“Situasi di sini, di Aleppo barat tak berubah dalam kurun 4 setengah tahun terakhir,” kata seorang warga Aleppo barat, Nabil Antaki, seperti dikutip dari USA Today. Dia mendengar bahwa banyak orang yang menderita di Aleppo timur, tetapi ia tidak pernah melihat langsung kondisi di Aleppo timur.
Warga pro-Assad yang tinggal di Aleppo barat bahkan dapat pergi berbelanja ke pasar setiap hari, di mana barang-barang kebutuhan sehari-hari masih tersedia. Hanya saja, harga kebutuhan menjadi semakin mahal karena perang. Warga Aleppo barat bahkan masih bisa menikmati liburan akhir pekan di Beirut, Lebanon, setelah menempuh 4 jam perjalanan.
“Jalan menuju Lebanon dibuka oleh pasukan kami sekitar dua bulan yang lalu,” kata Antaki.
Secara karakter, warga Aleppo Timur dan Aleppo barat juga berbeda. Aleppo timur didominasi warga Sunni yang taat, sementara di Aleppo barat banyak kaum profesional dan Muslim yang lebih sekuler, berpendidikan, serta golongan menengah-atas.
Sejak pemberontak (istilah militer pro Bashar menyebut pejuang pembebasan) mengambil alih wilayah Aleppo timur tahun 2012, perbedaan menjadi semakinmencolok.
“Dengan kehadiran para milisi (di Aleppo timur), menjadi hal yang mustahil untuk tidak mengenakan jilbab di bagian timur,” kata sejarawan Souheil Lawand, seorang yang tinggal di antara kelompok-kelompok anti-pemerintah di Aleppo timur. “Namun, tak mengenakan jilbab adalah hal yang biasa saja di wilayah Aleppo barat,” lanjutnya. Warga pro Asaad inilah yang kini menampakkan kegembiraan atas jatuhnya Aleppo timur.*