Hidayatullah.com–Alat” penularan virus penyebab AIDS yang tercatat paling mengkhawatirkan belakangan ini, adalah hubungan seks bebas dan pemakaian jarum suntik yang tidak steril, kata dr Nyoman M Karmaya, pimpinan Tim Penanggulangan AIDS Terpadu (TPAT) Bali, di Denpasar, Selasa petang. Usai bertemu Kapolda Bali Irjen Pol Made Mangku Pastika guna meminta dukungan atas penerapan “sistem Methadon”, Karmaya menyebutkan, praktik seks bebas dan penggunaan jarum suntik, terutama banyak dilakukan lalangan pecandu narkoba, harus segera dihentikan. Khusus untuk penghentian pemakaian jarum suntik bagi para pecandu narkoba, lanjut dia, pihaknya kini menerapkan program khusus dengan menyediakan pil Methadon sebagai tablet substitusi atau pengganti narkoba. Dengan menggunakan pil yang dapat ditelan, senantiasa para pecandu tidak lagi menggunakan jarum suntik untuk mengkonsumsi atau memasukkan cairan narkoba dengan jarum suntik ke dalam tubuhnya, kata Karmaya. Mendapat penjelasan itu, Kapolda menyatakan dukunganya atas diterapkannya “sistem Methadon” sebagai substitusi narkoba. Mantan Kapolda Papua dan NTT itu mengungkapkan, belakangan ini memang tercium sudah begitu besar jaringan pengedar narkoba yang masuk ke Pulau Dewata. Karenanya, lanjut dia, kepada petugas di jajarannya telah diinstruksikan untuk dapat memberangus jaringan bagi para pemasok barang terlarang itu. “Kami dalam memerangi tindak penyahgunaan narkoba, menerapkan dua perkuan yang berbeda. Perlakuan terhadap bandar, dan pemakai, senantiasa dibedakan, karena pemakai adalah korban, meski mereka juga tidak bisa lolos dari jeratan hukum,” ucapnya. Kapolda menyebutkan, penerapan pil substitusi yang pada pokoknya bertujuan menghapuskan para pecandu narkoba, senantiasa akan selaku didukung aparat kepolisian di lapangan. Dr Karmaya menambahkan, dengan Methadon, tidak hanya ketergantungan terhadap narkoba secara perlahan dapat dihapuskan, tetapi juga sekaligus memutus pemakaian jarum suntik bagi pecandu barang terlarang itu. 325 positif Karmaya mengungkapkan, berdasarkan data yang berhasil dihimpun pihaknya, di Pulau Dewata belakangan ini tercatat 325 warga positif mengidap virus HIV penyebab AIDS. “Itu yang terdata dan tampak di permukaan. Yang tidak tampak, diduga telah mencapai angka lebih dari 1.500 orang,” katanya dengan menambahkan, angka ini, pada 2004 diprediksi telah mencapai 3.500 orang. Prediksi angka sebesar itu, yang bahkan pada 2005 diperkirakan telah mencapai 10 ribu penderita, kata Karmaya, dihitung dari tingkat penularan yang begitu cepat yang dewasa ini terjadi. Sebagai contoh, sebanyak 68 pemakai narkoba dengan alat jarun suntik yang kini mendekam di Lapas Kerobokan, separuh lebih di antaranya telah terinfeksi HIV. Padahal, belum lama ini tercatat hanya beberapa orang saja dari mereka. Ini membuktikan angka penularannya begitu cepat, ujar pimpinan TPAT Bali itu. Dari hasil survei pihaknya, kata Karmaya, sebagai besar warga, baik itu penghuni Lapas maupun di luar lembaga tersebut, diketahui terinfeksi virus HIV penyebab AIDS setelah mereka memakai narkoba dengan cara menyuntik diri. Sehubungan dengan itulah, ketergantungan atas narkoba dan alat suntik itu kini berupaya digantikan dengan pil Methadon, ucapnya. Pil ini disediakan khusus oleh TPAT yang keanggotaannya terdiri atas aparat Depkes, Depkeh dan HAM, LSM dan pihak “AusAid”.[Ant/gtr]