Hidayatullah.co–Pernyataan resmi PKS itu disampaikan Ketua Umum DPP PKS Dr.Hidayat Nurwahid MA di Kantor DPP PKS Jakarta, Kamis petang, dalam konperensi pers bersama yang dihadiri langsung oleh SBY dan Jusuf Kalla, serta jajaran pengurus PKS lainnya. Keputusan DPP PKS tersebut didasarkan pada keputusan Majelis Syuro PKS mengenai nota kesepahaman dengan capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjalin sebuah kerja sama dalam melaksanakan perubahan menuju Indonesia madani yang adil, aman dan sejahtera. Menurut Hidayat, keputusan tersebut bersifat mengikat pada seluruh pengurus dan kader partai serta untuk menjadi pedoman bagi simpatisan dan konstituen yang bertekad melakukan perubahan bersama PKS. “Untuk itu kepada seluruh jajaran struktur, fungsionaris dan kader PKS agar berusaha menyukseskan keputusan ini seoptimal mungkin melalui bekerjasama dengan seluruh komponen rakyat, ormas dan organisasi politik yang pro perubahan,” tegas Hidayat. Kesepakatan yang disetujui PKS dengan SBY-JK adalah agar jika terpilih nanti, SBY konsisten melakukan perubahan untuk membangun pemerintahan yang bersih peduli dan profesional, di antaranya dibuktikan dengan keteladanan dan kesiapan memberhentikan anggota kabinet yang melakukan korupsi serta tidak mengulangi kesalahan pengelola negara yang sebelumnya, dan tidak menjadikan kekuasaan untuk menzalimi umat dan bangsa. Selain itu, SBY juga diminta untuk senantiasa mempertahankan kedaulatan NKRI di tengah pergaulan dunia internasional, melanjutkan proses demokrasi dan reformasi dalam rangka terbentuknya masyarakat madani, mengedepankan supremasi sipil dan tidak menghadirkan pemerintahan yang militeristik atau “police state”. PKS berharap SBY dalam kepemimpinannya selaku presiden meningkatkan moral bangsa, kualitas masyarakat, kesejahteraan rakyat dan mengedepankan penegakkan hukum dan HAM. Juga mendukung upaya perjuangan bangsa Palestina dalam mencapai kemerdekaannya dan tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Hidayat mengatakan, perubahan bukan sekadar pergantian penguasa tetapi harus merealisir cita-cita kemerdekaan menuju pemerintahan yang bersih, mau memberantas korupsi. Karena itu, katanya, perlu adanya reformasi birokrasi. “Banyaknya korupsi di Indonesia yang menunjukkan kerendahan moralitas bangsa,” katanya dan menambahkan bahwa pemerintah mendatang perlu memberi jaminan terhadap TKI dan WNI yang ada di luar negeri, serta kesejahteraan buruh dan rakyat. Selain itu, PKS juga tidak ingin adanya penangkapan-penangkapan oleh penguasa. Sementara itu, dalam kesempatan itu SBY mengatakan, pihaknya dan PKS sepakat melakukan perubahan dalam rangka membangun bangsa kelak dengan cara membentuk pemerintahan yang bersih, peduli dan profesional, jika dirinya terpilih sebagai presiden. “Kami ingin menyatukan komitmen, yaitu perubahan pemerintahan yang bersih menjalankan agenda lima tahun ke depan untuk kesejahteraan rakyat,” katanya. Untuk 20 September mendatang, lanjutnya, dirinya dan PKS akan berjuang bersama dalam politik yang damai dan cerdas agar rakyat dapat memilih sesuai hati nurani. Arti kebersamaan yang dibangun adalah bersatu dalam agenda baik di pemerintah maupun Dewan, karena tanpa kemitraan tak mungkin dapat berjalan. “Saya percaya PKS terdiri atas orang-orang yang tegas dalam bersikap dan PKS bisa dijadikan teladan,” katanya. Palestina dan Israel Menyangkut sikap terhadap Palestina, SBY menyatakan, prinsip mendukung kemerdekaan Palestina bukan hanya sikap SBY- Kalla, tetapi sudah menjadi prinsip dasar pemerintah RI yang harus pula menjadi komitmen seluruh bangsa. Sedangkan mengenai sikapnya terhjadap Israel, SBY menegaskan bahwa tidak memiliki rencana sama sekali untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel jika dirinya terpilih. “Insyaallah saya tidak ada rencana sama sekali membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Itu posisi dasar bangsa Indonesia. Ketika saya menyampaikan visi dan misi SBY-JK, tidak ada agenda yang menyangkut pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel atau agenda lain yang bertentangan dengan kehendak rakyat,” katanya yang disambut aplaus dan teriakan takbir dari kader PKS yang hadir. Usai konperensi pers, SBY, Jusuf Kalla, Hidayat Nurwahid, serta pengurus teras PKS lainnya melakukan sholat Maghrib berjamaah di Kantor DPP PKS yang terletak di Jl Mampang Prapatan Raya Jaksel tersebut. [gtr)