Hidayatullah.com– “Rumah sakit Najaf menerima 39 jenazah serta 255 orang terluka. Sementara rumah sakit di Kufa menerima 25 jenazah dan 60 korban terluka,” kata seorang pejabat Iraq. Tapi berita AP melaporkan bahwa korban tewas dalam penyerangan terhadap masjid di Kufa ini hanya 27 orang
Jenazah delapan orang lain yang tewas dalam demonstrasi dan 42 orang yang terluka telah diangkut ke Diwaniya, sekitar 50 km Timur Najaf. Lalu dua jenazah lain lagi dan 19 korban terluka dibawa ke sebuah rumah sakit di Hilla, sekitar 60 km Utara Najaf. “Kami tidak dapat membedakan orang yang tewas dalam pemboman masjid Kufa dan orang yang tewas dalam demonstrasi,” kata pejabat tadi.
Aksi penyerbuan ke masjid Kufa, menurut para saksi mata, terjadi ketika ratusan orang tengah berkumpul di masjid tersebut. Mereka tengah bersiap menyambut kedatangan pemimpin spiritual Syi’ah Ayatollah Ali Al-Sistani yang melakukan perjalanan pulang ke Najaf, daerah yang terletak di dekat Kufa.
Seorang jurubicara pada Kementerian Dalam Negeri Iraq mengatakan bahwa sebuah serangan mortir menyerang masjid utama yang selalu dipenuhi umat Muslim di Kufa itu, sehingga mengakibatkan “banyak korban tewas”. Ratusan pendukung ulama Moqtada As-Sadr berkumpul di masjid itu dan berencana berpawai ke kota Najaf di dekatnya, tempat para pejuang Sadr bertempur selama tiga pekan terakhir ini melawan pasukan AS dan tentara pemerintah Iraq.
Seorang jurufoto Reuters di satu rumah sakit Kufa mengatakan banyak korban yang dibawa masuk ke dalam masjid itu. Para pendukung Sadr menuduh pasukan pimpinan AS melancarkan serangan terhadap masjid itu. Tapi pihak militer AS sendiri belum memberi komentar.
Seorang ulama di masjid itu mengatakan kepada Reuters lewat telepon bahwa banyak korban tewas dan terluka. Saat dia berbicara, suara teriakan dan sirene ambulans terdengar di telepon.
Di Baghdad, Perdana Menteri sementara Iraq Iyad Allawi mengatakan bahwa gencatan senjata selama 24 jam di Najaf akan dimulai ketika Ayatollah Ali al-Sistani tiba di kota yang terkepung itu. “Saya telah memerintahkan seluruh operasi militer dihentikan selama 24 jam di kota suci Najaf, dimulai pukul 15.00 waktu setempat hari ini bersamaan dengan kedatangan pemimpin besar ulama Syiah,” demikian bunyi satu pernyataan merujuk pada Ayatollah Ali al-Sistani, kemarin.
Sementara itu, pembicaraan telah dimulai antara wakil ulama pejuang Syiah Moqtada al-Sadr dan pemimpin spiritual Syiah Iraq Ayatollah Ali al-Sistani di Najaf. “Kami telah memulai kontak dengan Moqtada Sadr dan dalam beberapa jam mendatang ini kami menunggu, mengharapkan bahwa kami berhasil dalam menyelamatkan kota ini dari kehancuran,” kata Ahmed al-Khaffaf. Format pembicaraan tidak jelas atau apakah Sistani dan Sadr sendiri telah atau diperkirakan bertemu dan berhadapan muka.
“Sekali lagi saya meminta pada orang yang ingin masuk Najaf agar tinggal di tempat Anda berada jika mungkin,” kata Khaffaf menambahkan. “Demonstran d luar Najaf hanya akan dibawa ke kota itu setelah mereka digeledah,” katanya. (ant)