Hidayatullah.com–Rencana Imam Besar Masjid Mekah, Syeikh Abdurrahman bin Abdul Aziz itu diharapkan sebagai upaya para remaja Islam dalam memiliki kecintaan terhadap Al-Quran. “Selain hadiah yang diterima, saya juga mengongkosi naik haji para pemegang juara I,” kata Abdurrahman pada acara pengumuman juara Musabaqah Hifdzil Qur`an wal Hadits (Lomba Hafal Qur`an dan Hadits Nabi Muhammad SAW) ke-4 yang dihadiri Wapres Jusuf Kalla, di Masjid Istiqlal, Jakarta, (16/12), Kamis kemarin. Lomba yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta itu, berlangsung pada tanggal 13-16 Desember 2004, diikuti 327 peserta dari pesantren dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Untuk lomba hafal Al Qur`an 30 jus, juara I diraih Martono (PTIQ Jakarta), juara II Muhayah (Al Munawir, Krapyak, Yogyakarta), dan Admin N (Jamiyatul Kufaat, Jakarta) dengan hadiah uang masing-masing 1.400 dolar AS, 1.200 dolar AS, dan 1.000 dolar AS. Untuk lomba hafal Al Qur`an 20 jus, juara I Muflich Mahmud (Nurulhuda, Serang), juara II Baitul Bachri (NAD), dan juara III Mustari M (Wajo, Sulsel). Untuk lomba hafal Al Qur`an 15 jus, juara I M Ikhsan Azahari (Wajo, Sulsel), juara II Syamsu Alam (UMMI, Makassar), m Iqbal Abadi (Mambaul Furqan, Bogor). Untuk lomba hafal Al Qur`an 10 jus, juara I Aman Hamzah (Yayasan Peduli Umat, Wattampone, Sulsel), juara II Ahmad Suhendi (Subang, Jabar), dan Aan Muhammadi (NAD). Sementara juara I untuk lomba hafal Hadits, Abdullah Fahmi dari Daarut Tauhid, Malang, Jatim. Hadiah ongkos naik haji dari Syeikh Abdurrahman kepada juara pertama masing-masing lomba itu disambut tepuk tangan, dan rasa syukur oleh para penerimanya. Syeikh Abdurrahman dalam bahasa Arab yang diterjemahkan, mengatakan, sangat berbahagia atas perhatian yang besar dari umat muslim Indonesia, khususnya para pemudanya, untuk berpartisipasi pada musabaqah itu sebagai bentuk dukungan dan kecintaan pada Al Qur`an dan hadits. Ia mengatakan, umat Islam memang harus tetap berpegang pada Al Qur`an dan hadits sebagai pedoman hidup, dan umat muslim tak akan mulia tanpa kedua pedoman itu. “Umat Islam kini sedang menghadapi tantangan dan tak ada jalan keluarnya tanpa kembali kepada Al Qur`an,” katanya. Sementara itu Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Syeikh Abdullah bin Aburrahman Alim menegaskan bahwa pemerintahnya akan terus menyelenggarakan lomba tersebut sebagai salah satu kegiatan menyiarkan agama Islam. Ia mengatakan bahwa pemerintah Arab Saudi bangga dengan menyelenggarakan musabaqah itu, karena perhatian yang besar dari umat Islam Indonesia, khususnya dari kalangan pemuda. Sedangkan ketua panitia lomba, Muhaimin menyebutkan bahwa peserta lomba tersebut dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada lomba yang pertama kali diadakan tahun 2001, katanya, baru diikuti oleh sekitar 80 peserta, lomba kedua tahun 2002 diikuti 116 peserta, dan lomba ketiga tahun 2003 diikuti 300 peserta, sedangkan lomba keempat tahun 2004 ini diikuti oleh 327 peserta. Dubes Arab Saudi juga berharap agar lomba pada tahun-tahun mendatang dapat diikuti oleh lebih banyak peserta lagi. Ahli tafir asal IAIN Sunan Ampel Surabaya, Dr. Roem Rowi menyambut gembira penghargaan itu. Sebab selama ini, menurutnya, para penghafal Quran, dan pemenang lomba MTQ masih dihargai sebatasnya. Jauh berbeda jika dibanding dengan juara PON, ujarnya pada Hidayatullah.com. Kecurigaan Terhadap Islam Dalam kesempatan yang sama, Wapres Jusuf Kalla mengatakan masaih ada kecurigaan tanpa dasar terhadap adanya kebangkitan Islam. “Islam tidak membenarkan kekerasan dan terorisme, tetapi membawa kasih sayang dan kedamaian bagi alam semesta,” kata Wapres pada acara penyerahan hadiah Musabaqah Hifdzil Qur’an wal Hadits (Lomba Hafal Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW), di Masjid Istiqlal, . Oleh karena itu, kata Wapres, melalui pengamalan Islam, mari tunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah toleran, menebar kasih sayang, dan membawa kedamaian. [Ant/gtr/cha]