Hidayatullah.com–Banyaknya pasukan asing ini rupanya cukup menghawatirkan berbagai pihak. Selasa (4/1) kemarin, melalui fax yang dikirim ke kantor redaksi Hidayatullah.com Mejelis Mujahidin Indonesia (MMI) memperingatkan agar pemerintah segera membatasi kehadiran relawan asing di bumi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Dalam release nya itu MMI meminta pemerintah membatasi ruang gerak relawan asing tanpa jelas identitas dan tujuannya.
“Pemerintah harus membatasi kehadiran relawan asing di Aceh, dan tidak boleh bebas berkeliaran di lokasi bencana, tanpa diketahui identitas dan tujuannya,” kutip MMI yang ditandatangai Ketuanya, Irfan S Awwas. Lebih lanjut, selain meminta pemerintah membatasi ruang gerak relawan asing, Irfan juga meminta pemerintah untuk memobilisasi relawan lokal.
Dalam pernyataan pers nya, MMI juga meminta pihak Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) atau pihak lain untuk tidak memancing di air keruh dalam peristiwa Aceh. “PGI wajib menyadari bahwa rakyat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mutlak sebagai rakyat Muslim yang wajib dihormati eksistensinya, ” tulisnya.
Seperti dikutip Republika, diberitakan sebelumnya, seorang pastur Australia, Chris Riley, berencana membangun tenda penampungan untuk anak-anak di Aceh. Rencana itu terungkap dalam wawancara khusus stasiun televisi Channel 9 dengan sang pastur, Selasa (4/1) waktu Brisbane. Riley akan berangkat ke Aceh pada 5 Januari 2004. Menurutnya, tenda-tenda penampungan sementara itu akan dibangun permanen di masa mendatang.
Beberapa saat yang lalu, seperti dikutip Radio Irib, Direktur Pusat Pemikiran Islam Modern Kanada Zafar Bangash menyatakan saat ini, para missionaris Kristen fundamentalis asal AS sedang mengupayakan perluasan agama Kristen di wilayah pendudukan Iraq.
Dalam siaran bahasa Inggrisnya, Radio Iran itu melaporkan bahwa menurut penemuan Bangash, para penginjil asal AS tengah membagi-bagikan injil berbahasa Arab di bawah bendera bantuan kemanusiaan. Menurut Bangash, lembaga-lembaga ini memiliki agenda untuk memerangi fenomena pesatnya perkembangan kebudayaan Islam yang kaya di negara 1001 malam itu dengan berkedok bantuan kemanusiaan. (irib/rep/cha)