Hidayatullah.com–Menyusul terjadinya gempa berkekuatan 7,3 skala richter di Jawa Barat, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) telah menurunkan dua tim medis ke Tasikmalaya dan Cianjur. Tasikmalaya dan Cianjur merupakan lokasi terparah akibat gempa.
Hal ini disampaikan dr Henry Hidayatullah, anggota Presidium MER-C, Ahad sore (6/9). Tim medis I yang diterjunkan ke Tasikmalaya dipimpin dr Dodi Mustofa. Tim medis II yang diterjunkan ke Cianjur dan Pengalengan dipimpin dr Zecky Eko Triwahyudi.
Selain memberi bantuan pengobatan, lanjut Henry, tim awal ini akan melakukan initial assessment untuk mengevaluasi kebutuhan pengungsi di lapangan.
“Dari informasi tim yang berada di lokasi, para pengungsi gempa di Cianjur dan Tasikmalaya membutuhkan selimut, air bersih, dan makanan bayi,” jelas Henry.
Untuk itu, Hendry mengharapkan bantuan dari masyarakat. Bantuan bisa melalui MER-C atau lembaga terpercaya lainnya.
Menurut dr Zacky Eko Triwahyudi, Pemimpin Tim Medis II MER-C, lokasi gempa yang terisolasi menjadi salah satu penyebab mandeknya distribusi bantuan dari masyarakat.
Cikangkareng Cianjur, kata Zacky, merupakan lokasi terparah yang aksesnya harus melalui jalan bebatuan. Selain tiga kebutuhan tersebut, pengungsi di Cianjur dan daerah sekitar Pengalengan Ciwedey, Bandung, membutuhkan pendampingan paskatrauma.
“Sampai saat ini mereka masih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Mereka takut kembali ke rumah karena trauma dengan gempa,” jelas Zacky saat berada di Posko MER-C di Pangalengan.
Rencananya MER-C akan berada di lokasi gempa hingga satu pekan ke depan. Namun, menurut Henry, misi MER-C ini akan diakhiri bila pemerintah dan Puskesmas setempat sudah siap berjalan sendiri.
“Selama pemerintah belum siap, kami tetap standby. Bila masih diperlukan tim medis lanjutan, maka akan dikirim secara bertahap untuk memberi bantuan kepada para korban gempa,” katanya. (syafaat/hidayatullah.com)