Hidayatullah.com— Acara 10th Q! Film Festival, sebuah festival film yang mengangkat dan mengkampanyekan wacana lesbian, gay, bisexual, dan transgender (LGBT) digelar secara diam-diam. Festival ini telah berlangsung enam hari sejak dibuka pada hari Jumat malam, (01/10/2011) lalu dan direncanakan berakhir Sabtu (08/10/2011) lusa.
Meski tinggal beberapa hari, Pengurus Besar (PB) Al Washliyah mengaku prihatin dengan kembali digelarnya festival yang pernah menjadi kontroversi tahun 2010 lalu.
“Kita (umat Islam) nampaknya sudah tidak diperhitungkan lagi oleh mereka (panitia). Kampanye maskiat sudah semakin berani, bahkan sudah menjadi tren,” kata Ketua PB Al Washliyah, Masyhuril Khamis kepada hidayatullah.com, Rabu (05/10/2011) malam.
Masyhuril berharap, agar info tentang kampanye maksiat ini disebarluaskan kepada masyarakat dengan harapan menjadi perhatian umum dan selanjutnya bisa mewaspadainya.
“Kami (Al Washliyah) menghimbau agar besok shalat Jum’at setiap khatib berbicara soal penyakit maksiat itu (lesbian, gay, bisexual, dan transgender). Ingatkan kepada umat tentang bagaimana kehancuran umat Nabi Luth disebabkan oleh penyakit seperti ini,” jelas Masyhuril.
Al Washliyah juga meminta agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) beserta ormas Islam melakukan rembuk nasional membahas persoalan penyakit sosial ini. Karena, saat ini komunitas lesbian, gay, dan bisexual, dan transgender sudah semakin berani.
“Umat Islam agar tidak semakin parah jatuhnya,” tandas Masyhuril.
Diam-diam
Seperti diketahui, acara 10th Q! Film Festival, sebuah festival film yang mengangkat dan mengkampanyekan wacana lesbian, gay, bisexual, dan transgender (LGBT) telah berlangsung enam hari sejak dibuka pada hari Jumat malam, (01/10/2011) lalu. Acara diselenggarakan secara diam-diam.
Acara pembukaan diselenggarakan di Perpustakaan Nasional di Jakarta Pusat dibuat sepi promosi. Pihak panita penyelenggara khawatir acara akan mendapat reaksi Front Pembela Islam (FPI).
Tahun 2010 lalu, FPI sempat mempolisikan komunitas Q-Munity, komunitas gay, yang juga penyelengara Q! Film Festival tahun 2010 ke Polda Metro Jaya (PMJ). FPI melaporkan komunitas ini karena mereka diduga menayangkan film yang bernuansa pornografi.
Foto: Masyhuril Khamis, Ketua PB Al Washliyah