Hidayatullah.com — Hidayatullah yang dirintis oleh Ustadz Abdullah Said telah memberikan bukti dan kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa Indonesia. Sehingga Hidayatullah harus didukung dan dikembangkan karena Hidayatullah telah berkontribusi membangun bangsa ini.
Pernyataan ini disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Prof. Dr. Qadir Gassing ketika membuka acara dialog nasional bertajuk, “Membangun Peradaban Islam Menuju Indonesia Unggul dan Bermartabat” diselenggarakan Pimpinan Wilayah Hidayatullah Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Inisiasi di Aula Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Senin (05/03/2012).
Profesor Qadir Gassing mengutarakan, Hidayatullah adalah lembaga yang konsen di bidang pelayanan umat, pendidikan, dakwah, dan sosial. Bersama Ustadz Abdullah Said Hidayatullah pernah meraih pengharagaan dari negara berupa Kalpataru dari Menteri KLH kala itu Emil Salim.
“Oleh karena itu Hidayatullah perlu didorong dan dikembangkan karena Hidayatullah telah berkontribusi membangun bangsa ini. Bahkan hari ini telah menawarkan dialog konstruktif untuk mengatasi problematika bangsa dan Negara,” kata profesor Qadir Gassing dalam sambutannya.
Sementara, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Marzuki Ali sebagai keynote speaker dalam penyampaiannya, mengajak kepada kepada semua khalayak untuk bersama-sama membangun masyarakat religius dan menegakkan supremasi moralitas bangsa.
Nilai pendidikan, kata Marzuki, adalah hal yang utama untuk bisa menjawab masalah moralitas bangsa dewasa ini. Anak-anak kita harus dikenalkan sejak dini dengan nilai-nilai agama. Agar kelak mereka bisa membangun negeri ini menjadi negeri yang adil dan beradab, kata Marzuki Ali.
Marzuki menambahkan, keadaan seperti hari ini, dimana banyak orang tua yang mengabaikan nilai-nilai religious, tidak bisa dibiarkan. Puasa tapi korupsi, sholat tapi maksiat, masih menjadi budaya sebagian besar mereka yang telah kehilangan nilai-nilai agama, ujarnya.
“Mereka (para koruptor) malah tidak malu, bahkan senyum-senyum. Kalau saya boleh jadi akan bunuh diri” ungkapnya.
Padahal, lebih lanjut kata Marzuki, Islam mengharamkan surga bagi pemimpin yang mati dalam keadaan menipu rakyat. Rakyat pun diharamkan taat kepada para pemimpin yang tidak jujur, dan zalim. Rakyat hanya wajib taat kepada para pemimpin yang bermoral, tegasnya.
“Pemimpin yang bermoral adalah pemimpin yang sepenuh hati berjuang untuk kepentingan rakyat. Melihat dengan mata rakyat, berbicara dengan bahasa rakyat, dan menangis ketika rakyatnya dililit kemiskinan” tuturnya. */Imam Nawi