Hidayatullah.com–Mushollah Al Muhaajiriin yang dikelola dan dimiliki mantan Ketua DPD LDII Mojokerto, Jawa Tengah, Drs. H. Sutoyo, 60 tahun, diresmikan menjadi tempat ibadah dan aktifitas keagamaan untuk umat Islam secara umum, pada Sabtu (11/05/2013).
Sutoyo sendiri adalah jemaat LDII yang telah hijrah dari LDII/ Islam Jamaah menuju Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Mantan Ketua DPD LDII Kabupaten Mojokerto ini, mengatakan ingin agar tempat ibadahnya yang sebelumnya berkegiatan sangat tertutup itu bisa dimanfaatkan oleh umat Islam secara umum.
“(Bisa dimanfaatkan untuk, red) shalat lima waktu secara rutin, diisi kajian Tauhid dan Sunnah, sehingga ummat makin merasakan manfaatnya,” kata Sutoyo dalam acara peresmian Sabtu malam itu seperti disampaikan Ketua Forum Ruju’ Ilal Haq (FRIH) Adam Amrullah kepada hidayatullah.com, Ahad (12/05/2013).
Sebelum acara seremoni peresmian, dimulai dengan sholat Isya berjamaah. Ratusan jamaah memadati Mushollah Al Muhaajiriin di Mojokerto ini.
Ukuran bangunan ini sejatinya cukup besar untuk difungsikan sebagai mesjid. Namun mushollah berukuran 12,5 x 7,5 m2 di atas tanah seluas 303 m2 dengan fasilitas tambahan tempat wudhu, 2 kamar tamu, aula musyawarah, dapur, dan parkiran yang cukup luas ini diikrarkan sebagai mushollah oleh pemiliknya, sebab di dekatnya sudah ada masjid yang cukup besar.
“Bila dianggap perlu, seandainya mesjid besar itu sudah tidak bisa menampung umat, bisa saja ke depannya mushollah ini menjadi mesjid untuk memfasilitasi kegiatan ibadah umat,” tukas Sutoyo ditirukan Adam.
Peresmian mushollah dibuka oleh Kepala Desa Terusan, Suprapto. Ia berpesan agar musholla ini bisa dimanfaatkan dan diramaikan untuk umat Islam dengan sebaik-baiknya.
Kepala Desa yang mengaku sangat mengapresiasi hijrahnya tokoh LDII Mojokerto itu, berharap agar mushollah tersebut bisa lebih banyak dimanfaatkan khususnya pada saat Ramadhan mendatang. Acara itu juga dihadiri dan direstui oleh warga RT 1 tempat Mushollah itu berdiri, 30 ikhwan Ahlussunnah Mojokerto, dan 21 takmir mushollah dan masjid di Desa Terusan.
Acara peresmian itu dibarengi juga dengan kajian ilmliah yang membahas tema tentang wasiat Rasulullaah kepada Muadz bin Jabbal. Turut hadir dalam kesempatan itu tokoh dari NU, Muhammadiyyah, Jamaah Tabligh, LDII, Ahlus Sunnah Waljamaah, dan Mantan LDII / Islam Jamaah, dari : Madiun, Solo, Jogja, Batu, Malang, Bandung, Jakarta, Bengkulu, Sidoardjo, Cirebon, Surabaya, Gresik, Banyumas, Sukoharjo, Tangerang, Ponorogo, Magelang, dan Semarang.
Acara ditutup dengan ramah tamah. Para mantan LDII /Islam Jamaah menginap untuk berkoordinasi, bertestimoni sambil memasak dan menyantap ikan bakar.
Mantan Ketua DPP LDII Bidang Pemuda, Seni dan Budaya, H. Adi Darma, 64 tahun, mengaku sangat apresiatif dengan hijrahnya Sutoyo dari pemahaman Islam Jamaah dia yang keliru.
“Kalau saya jadi Pak Sutoyo, saya juga akan melakukan apa yang dilakukan beliau untuk memfungsikan mushollahnya untuk Umat Islam secara umum,” aku Adi Darma.
Esok harinya, Ahad (12/05/ 2013) dilanjutkan acara reunian mantan LDII/Islam Jamaah yang diisi dengan beberapa kegiatan diantaranya sharing ruqyah syar’iyyah oleh Adam Amrullah yang juga SekJen FRIH (Forum Ruju’ ilal Haq), wadah komunikasi mantan LDII/Islam Jamaah. Ada juga taklim mengenai Manqul, Sanad dan Ilmu Hadits oleh Ustadz Rikrik Aulia, juga mantan Ustadz LDII.
Selain itu, kegiatan reuni yang digelar hari Ahad ini, itu juga menggelar kajian Mu’amalataul Hukkam Fii Dhou’il Kitaab Was Sunnaah oleh Ust Yusuf Thowaf khususnya dalam masalah Jamaah wal Imamah, Kepemimpinan, dan dilanjutkan dengan Kajian Ustadz Mauluddin Akhyar yang merupakan mantan Wakil Imam Pusat Islam Jamaah/LDII.*