Hidayatullah.com–Para pemuda Muslim di Indonesia memiliki peran besar dalam menggagalkan Miss World 2013. Organisasi kepemudaan Young Islamic Leaders (YI-Lead) mengajak berbagai kalangan anak muda untuk berperan melakukannya.
Hal ini disampaikan Sekjen YI-Lead Agastya Harjunadhi kepada hidayatullah.com di sela-sela aksi #TolakMissWorld pada “Car Free Day” di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (1/9/2013).
“Dari Young Islamic Leaders kemudian menggaet semua komunitas di Twitter juga komunitas Islam pemuda yang lainnya, untuk menyadarkan bahwa adanya ancaman liberalisme dalam kontes Miss World ini. Makanya kita menolaknya,” ujar Agas, sapaannya.
Jika kontes kecantikan tersebut akan benar-benar digelar, Agas mewakili organisasinya menyatakan siap turun ke jalan bersama umat Islam menggagalkan Miss World.
“Kita kerahkan, kalau kita organisasi masih pemuda ya, jadi ratusan kita siapkan. Kalau Ormas Islam bakal puluhan ribu mungkin. Kita siap gabung,” tegasnya.
Agas pun mengajak lembaga dakwah kampus (LDK) seluruh Indonesia turut berpartisipasi dalam gerakan #TolakMissWorld di Indonesia.
Menurutnya, banyak alasan untuk menolak dan menggagalkan ajang pencarian ratu sejagad tersebut. Baik dipandang dari segi ideologi maupun kebudayaan.
“Gerakan ini tentu saja yang pertama karena keimanan agama kita. Karena Miss World ini adalah ideologi liberalisme yang tentu saja berbeda (dengan Islam. Red),” jelasnya.
Di samping itu, budaya ketimuran di Indonesia tidak sama dengan Barat. Dalam pandangan Agas, Miss World juga telah menyalahi Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan KUHP.
Yang mendasar lagi, lanjutnya, muatan pesan dari gelaran Miss World adalah hidup bahagia itu diukur dengan popularitas, kecantikan, harta yang banyak, dan sebagainya.
“Padahal kebahagiaan bukan sebatas itu. Tapi sebagai umat beragama kita bahagia karena dekat dengan Pencipta kita,” pesannya.
Pada kesempatan Ahad pagi itu, Agas dan puluhan pemuda-pemudi dalam “Forum Pemuda Muslim Cinta Akhlak Mulia” menggelar aksi damai penolakan Miss World.
“#TolakMissWorld, ideologi kapitalisme telah menjerat perempuan sebagai makhluk cantik yang dipertontokan,” bunyi pesan dalam spanduk besar yang mereka bentangkan.
YI-Lead sendiri merupakan organisasi kepemudaan yang didirikan Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Bachtiar Natsir.*