Hidayatullah.com–Pesinetron dan pembawa acara, Ramzi Geys Thebe mengatakan, menjadi anak gaul bukan berarti lepas dari al Qur’an. Seorang remaja bisa tetap berprestasi dengan menjaga akidahnya. Hal ini penting mengingat pergaulan masa kini yang sudah begitu bebas.
Pernyataan ini disampaikan Ramzi di depan ratusan remaja yang mengikuti “Q-Gen Festival 2013” bertema “Be a Quranic Generation” bersma M. Azhari M, Risty Tagor, Meyda Sefira, Teuku Wisnu dan Dude Herlindo di AQLIslamic Centre Jakarta, Rabu (15/12/2013).
Ramzi menilai, sosial media bisa memberi pengaruh buruk. Derasnya arus informasi yang masuk, jika tidak ada kontrol kuat dari dalam diri, membuat individu terbawa pada arus kenakalan remaja.
Dalam analisis pria 37 tahun itu, pendidikan yang tidak memasukkan nilai-nilai al Qur’an dalam kehidupan, hanya akan menghasilkan generasi yang bingung.
Sama seperti dirinya. Walaupun sempat mengenyam pendidikan madrasah sepulang dari sekolah umum, namun Ramzi mengaku belum sepenuhnya menjadikan al Qur’an sebagai acuan hidup.
Alhasil, ketika pria keturunan Arab itu terjun ke dunia hiburan, banyak hal yang tidak sesuai syariat Islam yang dilakukannya.
“Untungnya sekarang sudah insyaf. Walaupun masih berproses,”ucap pemain utama Ustad Fotocopy itu.
Ia menilai, para remaja telah salah kaprah memaknai toleransi beragama. Seorang temannya bisa serta merta melarangnya untuk menganggap Islam sebagai agama yang paling benar.
“Generasi sekarang ini, generasi sok asyik. Mereka berani bilang semua agama sama dan tidak boleh mengatakan agama sendiri yang paling benar,”ulasnya.
Menolak Acara Kondom
Kini dirasakannya al Qur’an sebagai alat kontrol terhadap hedonisme dunia hiburan. Ia bisa dengan entengnya menolak tawaran sebagai pembawa acara musik yang disponsori oleh sebuah merek kondom.
“Kalau saya ngisi acara di sana, berarti saya promoin zina, dong?,”ucapnya pada pihak televisi swasta yang menghubunginya.
Di saat para artis lainnya permisif untuk hal semacam itu, ia mengaku tetap berpegang teguh pada Al Qur’an.
Kejadian 1,5 bulan lalu itu masih diingatnya. Saat itu, peringatan hari AIDS sedunia diiringi dengan kampanye pemberian kondom.*