Hidayatullah.com–Kondisi mereka sekarang antara lain kerap gelisah serta cemas akibat dihantui berbagai ketakutan yang berlebihan, ungkap Kepala Dinas Kesehatan kabupaten setempat dr H. Hendy Budiman M.Kes, di Garut, saat ditemui Kamis (10/9).
Untuk menangani mereka, akan tiba enam dokter ahli jiwa dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, ke Desa Toblong, Kecamatan Peundeuy untuk melaksanakan pelayanan serta pelatihan para kader kesehatan jiwa pada wilayah yang letaknya 75 km arah selatan dari pusat Kota Garut itu.
Selain itu, secara bersamaan akan hadir tim dari Direktorat Kesehatan Jiwa Depkes dipimpin dr Eka, untuk melaksanakan penilaian di kecamatan Cikelet dan Pameungpeuk, katanya.
Hendy Budiman menyatakan pula, pengungsi yang mulai terserang gangguan jiwa tersebut paling banyak di Desa Toblong berkisar 30-40 kasus, disusul di Kecamatan Cikelet dan Pameungpeuk.
Mereka sering uring-uringan dengan berbicara sesuatu yang tidak jelas, bahkan terus-menerus melamun atau diam membisu sehingga sangat sulit diajak berkomunikasi.
Saat dihubungi, Camat Peundeuy Rosidin mengatakan, di seluruh wilayahnya terdapat lebih dari 6.000 pengungsi, 700-an di antaranya menempati sejumlah titik pengungsian di Desa Toblong.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Taransmigrasi setempat Hj Elka Nurhakimah mengemukakan, kini tengah menjajaki kemungkinan disediakannya sarana untuk berhubungan biologis bagi pengungsi yang telah berkeluarga, terutama bagi merera yang masih berusia muda.
Sarana tersebut berupa tenda putih atau yang selama ini dikenal dengan sebutan “tenda haji”, sebagaimana yang disyaratkan, katanya.
Pada bagian lain keterangannya, Kepala Dinas Kesehatan Hendy Budiman mengemukakan, hingga menjelang kamis dini hari, terdapat 784 pengungsi menderita insfeksi pernapasan atas, 510 myalgia (penyakit otot dan tulang), 410 (mag), 134 penyakit mata, 104 diare serta 78 penyakit kulit.
Mereka tersebar pada seluruh lokasi pengungsian, yang kini dihuni 18.444 jiwa pada 14 kecamatan terparah mengalami dampak bencana, sehingga mereka kini terus-menerus mendapat penanganan tim kesehatan penanggulangan bencana dan pengungsi.
Pos kesehatan itu ditangani oleh 12 dokter umum, 38 perawat, enam pengelola obat-obatan dan delapan personil administrasi. [ant/hidayatullah.com]