Hidayatullah.com—Pasca terbentuknya Deklarasi Nasional Anti Syiah di di Cijagra, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Ahad (20/04/2014), Ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jawa Barat Hesty Rahardja sudah melaporkan acara ini ke Polda Jabar.
Laporan itu juga ditembuskan ke Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan MUI Jabar. Hal itu dikarenakan terkait adanya kata ‘anti’ dalam acara yang dilangsungkan. Menurutnya, kata itu bisa memicu kebencian antara kelompok satu dengan kelompok lain.
“Kita sudah laporkan ke Polda, karena kata ‘anti’ itu bisa menimbulkan konflik. Ini tidak sesuai dengan budaya Jawa Barat yang silih asah silih asih dan silih asuh,” katanya.
Dia mengatakan, perbedaan yang ada harusnya disikapi dengan rasa toleransi yang tinggi. Menurutnya, fikih yang dianut satu kelompok tidak bisa digunakan untuk menghakimi kelompok lain. Dia mencontohkan, kata ‘aamiin’ dalam shalat ada yang mengatakan boleh dan ada yang mengatakan tidak.
“Yang pasti semua warga negara Indonesia berlandaskan Pancasila. Kalau perbedaan yang lain biar menjadi diskusi ilmiah,” ujarnya dikutip Republika Online, Ahad (20/04/2014).
Sementara itu, Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah, KH Athian Ali M Dai, Lc MA dalam sambutan deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah di Masjid Al-Fajr Buah Batu, Bandung, Jawa Barat, Ahad (20/04/2014) pagi mengatakan perbedaan antara Syiah dan Ahlu Sunnah terletak pada haq dan batil.
Seperti halnya KH Athian, KH.Abdul Hamid Baidlowi yang mewakili NU mengatakan saat ini sudah bukan saatnya berdialog lagi.*