Hidayatullah.com–Awan duka kembali menggayuti umat Islam, terkhusus di Sulawesi Selatan. KH. Jamaluddin Amin, sesepuh dan penasihat organisasi massa (Ormas) Islam Muhammadiyah Sulawesi Selatan berpulang ke rahmatullah Ahad (16/11/2014) sore.
Kiai Jamaluddin berpulang sekitar pukul 16.15 wita, di ruang Private Care Center (PCC) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) DR. Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
“Bapak tutup usia dalam umur 84 tahun. Beliau lahir tahun 1930 bulan Januari.” Ujar Ashabul Kahfi, anak kandung dari KH. Jamaluddin, sebagaimana dikutip dari laman Tribun Timur.
Pak Kiai, demikian sapaan akrabnya semasa hidup pernah menjabat sebagai rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar tahun 1980-an. Di saat yang sama almarhum juga diamanahi sebagai ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sulsel. Sebagai sesepuh umat Islam di Sulsel, KH, Jamaluddin meninggalkan banyak kenangan indah. Setidaknya itu dikatakan oleh Wakil Rektor Satu Unismuh Makassar, Abdul Rahman Rahim. Ia mengaku belajar dari kesederhanaan yang dimiliki almarhum.
“Satu hal karakter KH Djamaluddin Amin yang paling terlintas di benak saya, kesederhanaannya. Bahkan karakternya itu banyak dicontohi semua kalangan,” ujar Abdur Rahman, dikutip dari laman Fajaronline.
Sedianya hari ini jenazah akan dimakamkan di Pemakaman keluarga di Kab. Bantaeng, Sulsel. Menurut Muhammad Taqwim, pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Makaassar, jenazah sesepuh Komite Persiapan dan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) Sulsel ini akan dishalati terlebih dulu di Masjid Raya Bantaeng sebelum dimakamkan.
Hingga hari ini, ucapan takziyah terus mengalir mendoakan segala jasa dan amal shalih almarhum yang juga sebagai Dewan Penasihat Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Indonesia Timur.
Salah satunya datang dari Nashirul Haq, anggota Dewan Syura Hidayatullah.
”Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu. Banyak kenangan di masa remaja bersama beliau. Semoga Allah member tempat yang mulia di sisi-Nya. Selamat jalan bak Kiai,” tulis Nashirul, kandidat doktor di Interntional Islamic University Malaysia di sebuah grup whatsapp yang ia ikuti.*/Masykur Abu Jaulah