Hidayatullah.com–Ahsin Sakho Muhammad, Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta mengingatkan agar ketika membaca al-Qur’an seseorang lebih mengutamakan tajwid dibandingkan langgam (lagu).
“Asal jangan menyalahi tajwid, maka berlanggam Arab atau lainnya diperboleh. Yang penting membacanya itu dengan tartil,” kata Ahsin saat menjadi narasumber Jakarta Quranic Fair di Jakarta Islamic Center (JIC), Jumat (05/06/2015) siang.
Kalau hanya mementingkan langgam, tanpa memperhatikan tajwid, maka itu yang tidak diperbolehkan.
Menurut Ahsin, membaca al-Quran dengan tartil adalah ibadah. Sementara lagu (langgam) adalah budaya. Langgam yang dibacakan qari-qari saat ini yang diterima umat Islam tidak bisa lepas dari sejarah budaya.
“Tentunya tidak semua langgam bisa digunakan membaca al-Qur’an,” jelas Ahsin.*