Hidayatullah.com– Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah (Orwil) Jawa Timur, mengadakan Musyawarah Wilayahnya yang ke-6 bertempat di Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Ahad, (11/10/2015).
Acara tersebut dibuka oleh Prof. Dr. Marwah Daud Ibrahim dari Presidium pusat ICMI dan Prof. Dr. Mohammad Bisri selaku Rektor Universitas Brawijaya.
Ketua ICMI wilayah Jatim, Ismail Nachu, dalam sambutannya mengatakan, kehadiran ICMI dituntut untuk turut mampu menjawab persoalan bangsa.
“ICMI hadir 25 tahun itu untuk menjawab persoalan. Long march itu digambarkan Pak Habibie panjang sekali, karenanya butuh istiqomah, keikhlasan dan pengorbanan,” ujar Ismail.
Diantara yang telah dilakukan ICMI Jatim, Ismail menyebutkan seperti konsen terhadap melahirkan enterpreneur dan pengusaha, melakukan autokritik terhadap kampus yang dinilai hanya melahirkan karyawan serta dituntut keluar dari konsep Belanda.
selain itu, juga melahirkan Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI), serta membahas persoalan halalan thoyyiban.
“Untuk itu kami melakukan reposisi, di mana kita harus sadar pentingnya melahirkan saudagar dan membangun kekuatan ekonomi,” ujarnya.
Ismail mencontohkan tentang kenaikan 6,2 persen ekonomi Jawa Timur yang hanya dinikmati oleh kelompok tertentu yang tidak lebih dari 5 persen.
“Saya tidak menyalahkan kelompok yang 5 persen, tapi kita harus menyadari. Karena sesungguhnya kitalah pewaris dan pemilik sah negeri ini,” tegasnya.
“Ini harus disadari bahwa ICMI sebagai kaum cendekiawan mesti bersifat dinamis dan menatap masa depan,” tambahnya.
Maka dari itu, terang Ismail, pihaknya akan mulai bersinergi dengan pemerintah untuk sama-sama menyelesaikan persoalan yang ada. */Yahya G. Nasrullah