Hidayatullah.com– Persoalan lokalisasi menjadi perhatian khusus bagi pemerintah provinsi Jawa Timur. Dari 47 lokalisasi yang berada di Jawa Timur, 46 diantaranya sudah berhasil ditutup. Hanya menyisakan 1 lokalisasi yang berada di Mojokerto.
Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus mengungkapkan, bahwa persoalan lokalisasi di kotanya berbeda dengan lokalisasi pada umumnya. Dikarenakan area prostitusi yang dimaksud berkedok yayasan dan berbadan hukum.
“Jadi untuk Mojokerto ini berbeda, karena mereka tidak mengatakan kalau itu adalah lokalisasi. Jadi itu dulu yayasan untuk menampung dan membina tuna wisma dan sebagainya, termasuk tuna susila,” jelasnya kepada hidayatullah.com di Hotel Shangri-La, Surabaya, Selasa (22/12/2015).
“Karena pembinaan jumlahnya terus berkurang, sekarang eksploitasi. Ada sekitar 83 orang disana,” sambungnya.
Sehingga, menurut Mas’ud, pihaknya agak kesulitan untuk menutup lokalisasi tersebut.
“Mereka alasan membina, ini yang sulit. Jadi kalau kita mau bubarkan berarti kita membubarkan yayasan. Nah, itu bukan kewenangannya Pemkot, itu kewenangannya Kemenhumkan untuk mencabut itu,” paparnya.
Namun, Mas’ud menargetkan untuk menutup area prostitusi yang berkedok yayasan bernama Mojopahit ini.
“Kita targetkan Mei 2016, belum lama ini Kita sudah rapat dengan Forkompinda terkait bagaimana mekanisme dan lain sebagainya, insya Allah bulan Mei sudah kita selesaikan,” tandasnya.
Sejauh ini, terang Mas’ud, sudah mulai ada titik terang. Ia mengatakan sudah bretemu dengan pengurus yayasan, dan pada prinsipnya pihak yayasan tidak keberatan asal ada kompensasi-kompensasi.
“Untuk besarannya belum tahu, makanya kita harus bicarakan juga dengan Kemensos,” katanya.
“Itu yang memang belum ketemu antara kita dan mereka. Kita maunya tanpa kompensasi, karena sifatnya mereka menyalahgunakan fungsi yayasan itu,” tambah Mas’ud.
Meski demikian, persoalan lain yang masih harus dipikirkan selain kompensasi, terang Mas’ud, seperti soal akan dijadikan apa lokasi tersebut kedepannya, dan bagaimana nasib pedagang di sekitar.* Yahya G Nasrullah