Hidayatullah.com–Melemahnya produksi minyak bumi di Indonesia, mengakibatkan gaya hidup dan bisnis di Negara ini berubah secara drastis. Narkoba menjadi hal yang digemari dalam mendulang keuntungan bisnis yang melimpah.
Demikian salah satu pernyataan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jendral Gatot Nurmantyo, menyebutkan darurat Narkotia dan Obat Terlarang (Narkoba) saat mengisi ceramah umum dalam acara Diskusi Akhir Tahun di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah.
“Sebanyak 2 persen jumlah penduduk Indonesia menggunakan Narkoba, dan 15 ribu jiwa meninggal setiap tahun,” ungkapnya dalam diskusi bertema ‘Meruwat Indonesia, Menjaga NKRI’ di Aula PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (28/12/2016)..
Darurat tersebut, kata Gatot, disebut sebagai fenomena gunung es yang sudah sampai puncaknya. Meminjam data dari Badan Nasional Narkotia (BNN) dan Polri, terbukti bahwa eskalasi kasus narkoba kian meningkat, imbuhnya.
Kita lihat saja hasil penyitaan sabu oleh BNN dan Polri, pada tahun 2013 sebanyak 545,2 ton, lalu 2014 sebanyak 1,1 ton, dan di tahun 2015 sebanyak 4,5 ton,” jelasnya.
Panglima TNI Ingatkan Adanya Pergeseran Konflik Global ke Asean
Melihat fenomena tersebut, Gatot menilai bahwa hal tersebut adalah perang candu yang harus diberantas.
“Dan inilah perang candu, namun generasi muda tidak ada yang demo tentang perang candu,” tandasnya.
Lebih lanjut, Gatot menjelaskan bahwa hampir di seluruh perbatasan di Indonesia menjadi pintu masuknya barang haram tersebut ke Indonesia.
Narkoba, menjadi salah satu masalah yang sangat mempengaruhi kondisi yang terjadi dalam Negeri ini, kata Gatot.
“Narkoba, teroris, persaingan ekonomi, hoax atau medsos sangat berpengaruh terhadap kondisi dalam negeri,” pungkasnya.*/Ali Muhtadin