Hidayatullah.com– Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai, sikap negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) terbelah dalam merespons manuver Amerika Serikat soal penetapan Baitul Maqdis sebagai ibu kota Israel.
Hal ini menurutnya menandakan lemahnya solidaritas akibat kurangnya dialog dan kerja sama.
“Karena itu PBNU mengimbau negara-negara yang tergabung dalam OKI lebih intensif menjalin dialog dan kerja sama agar solid dalam merespons isu-isu kemanusiaan yang membutuhkan sikap dan solidaritas,” ujar Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, dalam acara Muhasabah 2017 dan Resolusi Kebangsaan 2018 di lantai 8 gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (03/01/2018).
Baca: PBNU Serukan Qunut Nazilah untuk Solidaritas Palestina
Selain soal Baitul Maqdis, Said juga membicarakan mengenai tragedi Rohingya.
Tragedi ini, kata dia, mengingatkan perlunya penguatan negara kebangsaan berbasis kewargaan.
“Bukan sentimen etnis yang membuat suku mayoritas merasa berhak mendominasi atau bahkan menyingkirkan etnis minoritas,” tegasnya.
Baca: PBNU: Hikmah Keputusan Trump, Dorong Muslimin Dunia Bersatu
Negara modern seperti Spanyol, kata Said mencontohkan, masih didera isu etnonasionalisme Catalonia.
“Tetapi Indonesia telah berhasil melewati masa-masa genting itu di awal-awal reformasi. Ini tak lepas dari Pancasila sebagai kalimatun sawa atau common denominator yang menjembatani berbagai agama, suku, golongan, dan kepercayaan,” ucapnya.
Kejadian-kejadian di dunia ini, kata Said, menjadi cermin agar bangsa Indonesia bersyukur mempunyai Pancasila yang harus dijaga, dilestarikan, dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.* Andi