Hidayatullah.com–Peringati Hari Solidaritas Hijab Dunia atau International Hijab Solidarity Day (IHSD), santri Pondok Pesantren Hidayatullah Ibolian, Dumoga Barat, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara mengkampanyekan Hijab Syar’i kepada warga Ibolian pada Kamis pagi (06/09/2018).
Kegiatan yang diikuti santri putra maupun putri dari tingkat MI, MTs dan MA ini dimulia dengan Long march dari pesantren menuju sepanjang jalan kawasan pusat perdagangan warga Desa Ibolian.
Kampanye yang mengusung tagline #Ayoberhijabsyari ini memiliki misi untuk mengajak dan memberi edukasi tentang bagaimana berjilbab sesuai dangan syariat yang telah ditentukan Allah kepada setiap Muslimah. Selain menjadi syiar bersama.
Baca: International Hijab Solidarity Day, Momentum Muslimeah PeDe Berhijab
IHSD ini memiliki dua agenda utama yaitu syiar dan membagikan jilbab syar’i kepada masyarakat, khususnya muslimah. Selain itu juga para santri menyebarkan selebaran dan juga mengorasikan kepada masyarakat keutamaan hijab syar’i.
“Acara ini juga sekaligus mengajak anak muda khusunya muslimah untuk kembali berhijrah kepada Allah. Karena hijab merupakan identitas dan kehormatan seorang muslimah dengan cara menutup aurat,” ujar Lestari salah satu panitia dalam rilis yang diterima hidayatullah.com.
Senada yang dikatakan Nurul Fadilah Idris, kegiatan ini juga merupakan langkah para muslimah untuk mensyiarkan penggunaan hijab syar’i dimanapuan.
Kegiatan ini dikawal langsung oleh anggota Kepolisian Dumoga Barat, dan didukung penuh oleh warga desa Ibolian.
Baca: Siswi Luqmanul Hakim Tebar Ratusan Jilbab, di Hari Tutup Aurat Se-Indonesia
Perlu diketahuia, IHSD adalah hari di mana para Muslimah di seluruh dunia merayakan hak mereka untuk menggunakan hijab, yang dirayakan setiap tanggal 4 September.
Terbentuknya Hari Solidaritas Hijab Internasional dilatar belakangi oleh keputusan negara Prancis melarang penggunaan hijab di Eropa untuk pertama kalinya, yang diperkuat dengan kematian Marwa el Sabrini, seorang ibu rumah tangga yang dibunuh ketika memberikan kesaksian mengenai penghinaan yang diberikan kepadanya karena mengenakan hijab pada juni 2009.
Federasi Organisasi Islam Eropa memperingatinya pertama kali pada tahun 2009 untuk mengenang Marwa el Shabrini, sedangkan Lingkar Islam Amerika Utara merayakannya pada tahun 2010.*/Sirajuddin Muslim