Hidayatullah.com — Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab mengecam keras aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo Ahad lalu.
Habib menduga keras tindakan itu adalah upaya untuk mengadudomba umat beragama di Indonesia dan pengalihan isu mega skandal yang bertub-tubi menimpa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Belakangan memang sedang mencuat hangat kasus yang disinyalir menyeret nama SBY seperti dugaan korupsi di dua kementerian, kasus Wisma Atlet, kasus Nazaruddin, dan juga skandal Bank Century yang kini tak jelas ujung pangkalnya.
“Siapa pun pelaku Bom Solo dan apapun motifnya, tentu tidak bisa dibenarkan. Patut diduga bahwa Bom Solo adalah bom adu domba dan pengalihan isu,” kata Muhammad Rizieq Syihab dalam keterangan tertulisnya kepada Hidayatullah.com, Senin (27/09/1011).
Habib menambahkan, saat semua komponen bangsa sedang merajut persatuan untuk perang melawan korupsi, saat tokoh agama dan tokoh nasionalis bersatu untuk melawan kezaliman, dan saat ulama dan pemuda serta mahasiswa bergabung untuk membela rakyat, tiba tiba ada Bom Solo.
“Karenanannya umat beragama jangan terprovokasi dan jangan mau diadudomba. Ayo stop bom teror. Ayo tetap bersatu membasmi korupsi dan melawan kezaliman serta membela rakyat,” imbau Habib.
Sejumlah kalangan menilai, bom bunuh diri di GBIS tersebut hanyalah pengalihan isu karena modus demikian sudah banyak terjadi. Ada kelompok tertentu yang sengaja mensekenario bom bunuh diri yang terjadi di GBIS. Mereka benar-benar bisa memanfaatkan situasi masyarakat sehingga muncul opini bahkan bisa menimbulkan perpecahan diantara sesama.
Sementara itu, dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah juga mengecam aksi aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil itu.
“Jelas kami sangat menyayangkan. Kenapa di negeri yang sudah mulai kondusif ini masih ada aksi-aksi tak bertanggung jawab seperti itu,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Ahad lalu.
Sedang Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan, aksi seperti itu tidak dapat dibenarkan dan hanya dilakukan oleh orang yang tidak bertuhan dan berperikemanusiaan.
Untuk mengembalikan citra Indonesia sebagai negara yang aman, PBNU meminta agar aparat keamanan, baik dari kepolisian, TNI dan unsur lainnya bisa secara serius mengungkap aksi bom bunuh diri tersebut, termasuk aktor di balik pengeboman dan motif yang mendasarinya.
“Jangan sampai berlarut-larut, karena nama Indonesia juga yang akan terkena imbasnya,” kata Said Aqil.
Pernyataan Presiden
Tidak berselang lama terjadinya bom bunuh diri di GBIS, dalam sebuah jumpa pers Presiden SBY langsung membuat pernyataan bahwa serangan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah berkaitan dengan ledakan bom di Cirebon April lalu. SBY mengakui pernyataannya itu berdasarkan hasil investigasi sementara.
Menariknya, di saat poliri belum secara resmi mengumumkan pernyataan, SBY dengan cepat mengeluarkan pernyataan pelaku yang tewas adalah jaringan Cirebon.*