Hidayatullah.com-Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan bahwa pasar tradisional merupakan “jantung” perekonomian suatu daerah yang selama ini mampu membentengi rupiah saat terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Untuk itu, saya akan mempromosikan pasar tradisional ini (Pasar Tradisional Sindhu) ke luar Bali agar banyak pengunjung ke tempat ini,” katanya saat menyapa para pengunjung Pasar Tradisional Sindhu, Sanur, Denpasar, Aha (09/09/2018) lansir Antara.
Setelah mengisi seminar bertema “Menjadi Pengusaha Milineal Berskala Internasional” di kawasan Sanur, Denpasar, Sandiaga S Uno memuji kondisi Pasar Sindhu yang rapih dan bersih.
“Pasar Sindhu ini bisa menjadi contoh kondisi pasar terbersih bagi provinsi lain di Nusantara,” katanya.
Kedatangan Sandiaga S Uno itu membuat Pasar Tradisional Sindhu, Sanur, itu mendadak riuh dengan tingkah puluhan ibu-ibu pedagang pasar yang langsung mendatangi bacawapres dari pasangan Prabowo Subianto tersebut.
Satu persatu pedagang menyalami Sandiaga, kemudian ibu-ibu itu juga terlihat bergantian berswafoto (selfie) dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Dalam kesempatan itu, pengusaha nasional itu mengaku optimistis bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar akan normal kembali, meski saat ini masih mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
“Dari dampak dolar naik, Pulau Bali justru diuntungkan dengan kunjungan wisatawan dan ekspornya, namun dalam misi ke depan, perekonomian harus tetap ditingkatkan untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” kata Sandiaga.
Sebelumnya, Sandiaga Salahuddin Uno melakukan aksi penukaran asetnya yang berbentuk mata uang dolar Amerika ke dalam rupiah di Money Changer Dua Sisi, Plaza Senayan, Gelora, Jakarta Pusat, Kamis (06/09/2018).
Dia menukarkan uangnya secara simbolik sebanyak 1.000 dolar Amerika dan mendapatkan nilai tukar (kurs) sekitar Rp 14.700 per dolar Amerika.
“Saya berharap diikuti juga mulai dari pimpinan tertinggi republik ini mulai dari Pak Presiden sampai pengusaha-pengusaha juga, emak-emak juga, kepada millenial, teman-teman politisi juga pastikan kalau mereka kunjungan kerja keluar negeri kan masih ada sisa dollar,” kata Sandiaga.
Dia berharap gerakan penukaran dolar Amerika digunakan dengan secara masif, sebab hal ini merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan harga rupiah.
Ia tidak peduli aksinya menukarkan dolar dituding pencitraan oleh sebagian kalangan, karena tujuannya semata – mata memperkuat rupiah.
“It’s okay, kalau politisi bilangnya pencitraan, yah pencitraan, tapi ini simbolis menunjukkan bahwa kita bisa melakukan, berapa jumlahnya terserah kita, tapi ini bentuk daripada kepedulian kita,” katanya.
Dia mengatakan tidak bisa membiarkan mata uang rupiah terus melemah. Karena hal tersebut dapat berdampak negatif bagi perekonomian bangsa dan akan membuat rakyat semakin menderita.
“Keadaan ekonomi kita ini bisa berujung kepada pemutusan hubungan kerja, sehingga lapangan kerja semakin sulit untuk masyarkat khususnya kalangan menengah ke bawah,” kata Sandiaga.*