Hidayatullah.com– Sejumlah ulama dan tokoh Islam se-Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Ijtima Ulama di Grand Malaka Ethical Jalan Malak Bukit Sangkal, Palembang, Kamis (04/10/2018).
Pimpinan sidang diketuai oleh Drs KH Solihin Hasibuan MPd, sekretaris sidang Habib Mahdi Muhammad Syahab, dan anggota terdiri dari Ahmad Iskandar Zulkarnaen Lc MAg, H Donny Meilano MSy, dan KH Ahmad Taufiq Hasnuri.
“Ada sebelas rekomendasi Ijtima Ulama yang ditandatangani oleh presidum Ijtihad Ulama,” ungkap juru bicara Ijtima, Ahmad Iskandar Zulkarnaen seperti dikutip detiksumsel.com.
Sementara itu, Sekretaris Presidium Ijtima Ulama Habib Mahdi Muhammad Syahab mengatakan bahwa Ijtima Ulama ini merupakan implementasi dari Ijtima Ulama tingkat pusat.
“Kita di Sumsel ini menyampaikan kembali Ijtima Ulama yang dihasilkan di Jakarta,” kata Habib Mahdi.
Ijtima Ulama Sumsel mengeluarkan 11 rekomendasi, antara lain:
- Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara konstitusional adalah negara yang berketuhanan sebagaimana dinyatakan di dalam pasal 29 ayat (1) UUD 1945, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Sila Pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa, sehingga harus bersih dari paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut seperti komunisme, liberalisme, sekularisme, dan pluralisme.
- Syariat Islam wajib menjadi dasar umat Islam bangsa Indonesia dalam menggunakan hak politiknya, berperan dan berpartisipasi dalam pengelolaan negara Republik Indonesia, memilih pemimpin, menjadi aparat pemerintah baik sipil maupun militer di lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
- Syariat Islam bersifat universal dan komprehensif dapat membawa kemaslahatan dan perbaikan bagi seluruh manusia tanpa memandang SARA. Syariat Islam mengandung unsur-unsur dan nilai-nilai yang menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita kemerdekaan menuju negara yang diridhai Allah, adil, makmur, aman, dan sentosa (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur).
- Para alim ulama Indonesia harus memiliki sikap tegas dalam menghadapi Islamophobia, Komunisme, aliran sesat, dan upaya merusak tatanan moral agama melalui berbagai kedok seperti Islam Nusantara, Syiah, Jaringan Islam Liberal, dan lainnya supaya tidak memposisikan umat Islam sebagai rakyat tertindas di negeri sendiri.
- Mendorong dan mengedukasi umat Islam khususnya dan seluruh bangsa Indonesia umumnya dalam Pemilu Presiden dan Legislatif yang akan datang untuk memilih pemimpin yang memiliki komitmen moral agama, beriman, mampu menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI serta berpihak kepada rakyat.
- Menuntut kepada legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang akan terpilih konsisten dan konsekuen melaksanakan tujuan dan cita-cita Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang melindungi seluruh tumpah darah negara dan bangsa Indonesia dan tidak membiarkan Indonesia tercabik oleh perpecahan, persekusi, Islamophobia, dominasi asing.
- Ijtima Ulama Sumatera Selatan meminta kepada segenap aparatur pemerintahan, sipil, TNI, maupun Polri dan segenap lembaga negara yang diberikan tanggung jawab untuk dapat menyelenggarakan pemilu yang jujur dan adil, bersikap netral dan bebas dari berbagai kecurangan, memberikan rasa aman kepada setiap pemilih agar bebas dari intimidasi, persekusi dan teror sehingga situasi negara dan bangsa tetap aman dan kondusif.* Anis