Hidayatullah.com– Salah seorang dai muda dari Madura, Ahmad Syaruki, didaulat memberikan tausyiah pada acara Reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat.
Panitia Reuni memang mempersilakan para dai daerah untuk berorasi ke atas panggung sebelum rangkaian agenda Reuni 212 itu dimulai dengan shalat qiyamullail berjamaah.
Di depan ribuan orang, Syaruki berpesan untuk berdoa di waktu-waktu mustajab utamanya shalat lima waktu. Doanya, meminta pemimpin yang adil.
“Untuk Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, setiap doa kita utamanya shalat lima waktu kita doa kepada Allah supaya kita dikasih pemimpin yang adil, tidak dzalim. Cukup itu saja, jika serentak maka akan dikabulkan,” ungkap Syaruki, di panggung kedua, Monas, Ahad (02/12/2018) kepada INA News Agency.
Jika diberikan pemimpin yang adil, ungkapnya, maka bangsa ini akan bangkit.
Selain itu, ia mengimbau peserta reuni untuk menghindari empat hal yang dapat menjauhkan diri dari ketakwaan kepada Allah.
Keempat hal itu adalah hawa nafsu, godaan setan, dunia, dan teman-teman yang mengajak kepada keburukan.
“Dalam menjalani hidup, untuk berbakti kepada Allah. Di dalam bakti itu, kita banyak rintangan, di antaranya ada 4 pokok, yaitu hawa nafsu yang cenderung mengajak kepada kejahatan dan durhaka,” ujarnya.
Kedua, adalah setan, musuh nyata manusia. Ketiga adalah dunia, yang selalu menggoda manusia untuk jauh dari Allah. Dan keempat, adalah teman-teman yang buruk, yang tidak berakhlak sehingga menjauhkan diri dari Allah.
Reuni Akbar 212 yang digelar Ahad (02/12/2018) adalah gerakan simpatik atas aksi yang dilakukan tujuh juta warga Indonesia pada 2 Desember 2016 yang menuntut keadilan atas penistaan terhadap ayat suci Al-Qur’an oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ahok akhirnya diputuskan bersalah dengan vonis 2 tahun penjara oleh hakim atas kasus penodaan agama pada Mei 2017. Ahok kini ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.* [Muhammad Jundii/INA]