Hidayatullah.com -Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Masduki Baidlowi, menilai protes yang dilakukan Maimon Herawati terhadap iklan “Shopee Blackpink” sangat bagus dan benar.
Sebagai salah satu bentuk literasi media, masyarakat, kata dia, harus mencontoh Maimon yang kritis terhadap tayangan di televisi.
Baca: “Apa Pantas Anak-anak Melihat Rok Mini dan Goyangan Itu…”
Masduki menganggap, orang yang kritis seperti Maimon itu bukan cerewet, tapi sangat mempertimbangkan dampak negatif dari sebuah gaya hidup yang tidak mempertimbangkan etika dan kesopanan.
“Dia mesti sebagai seorang ibu, sangat peka. Karena bagaimana anak-anak remaja kalau meniru gaya hidup seperti itu? Ini yang justru berbahaya. Kita ingin anak sampai dewasa sudah terbiasa mempunyai tata cara etika berpakaian yang sesuai nilai-nilai kesopanan. Dari situlah naluri ibu yang punya tanggung jawab dikemukakan,” kata dia kepada hidayatullah.com Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Masduki menyayangkan teror yang dialamatkan kepada Maimon. Peneror ini, kata dia, mungkin tidak paham betapa tontonan di TV sangat mempengaruhi anak-anak remaja secara psikologis.
“Apalagi yang ditonton itu tokoh idolanya. Itu sangat mempengaruhi,” jelasnya.
Karenanya, ia mengingatkan agar berhati-hati menayangkan tontonan di TV, terlebih di jam anak-anak remaja banyak menonton.
Para pengiklan, tambahnya, juga jangan seenaknya membuat iklan tanpa memperhitungkan masyarakat yang akan disasar.
Baca: Ajak Protes Iklan Amoral, Maimon Dibombardir Teror SMS Mesum
Kalau dulu, tutur Masduki, karena mungkin tidak ada literasi dan kekritisan, iklan dibikin dengan seenaknya. Yang penting laku produknya. Tanpa memperhitungkan apakah iklan itu mempengaruhi remaja secara psikologis di dalam cara berpakaian yang tidak sesuai dengan nilai agama atau tidak.
“Kalau sekarang tidak. Karena aturannya ada dan masyarakatnya sudah mulai kritis,” katanya.
Kalau kekritisan itu bisa ditularkan kepada masyarakat lain untuk mengontrol industri pertelevisian, menurutnya, akan sangat bagus.
“Di industri pertelevisian itu padat modal. Tapi juga di dalamnya ada orang-orang kreatif. Bagaimana yang padat modal dan yang kreatif itu, mesti bisa beriringan dengan pertimbangan-pertimbangan etika dan moral dalam siaran,” harapnya.* Andi
Baca: Maimon Herawati: Kita Bersama Membantu Ciptakan konten TV Sesuai Nilai Kita