Hidayatullah.com– Direktur Eksekutif Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Dr Henri Shalahuddin mendukung imbauan Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur bagi umat Islam untuk tidak mengucapkan salam agama lain.
“Imbauan MUI agar umat Islam tidak mengucap salam semua agama adalah tepat, berkarakter dan lebih berasa fungsi “ngemong”-nya,” ujar Henri dalam keterangannya diterima hidayatullah.com Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Henri menjelaskan, keragaman agama dalam konteks keindonesiaan tidak bisa diartikan sebagai pembauran keyakinan dalam beragama atau sinkritisme. Sebab setiap agama punya identitas, sistem kepercayaan, dan aturan tersendiri.
“Inilah arti keragaman dan kebinekaan yang sesungguhnya. Keragaman identitas setiap agama tidak boleh dilebur dan diseragamkan,” jelasnya.
Baca: Terima Kasih MUI Jatim
Maka, tambahnya, berdasarkan himbauan MUI itu, seorang Muslim tidak bisa serta merta mengucapkan salam lintas agama dengan dalih menghormati hak penganut agama lain.
“Meskipun bertetangga, berteman, dan berbisnis dengan non-Muslim dibolehkan, sebagaimana Islam tidak melarang umatnya mempunyai sanak kerabat dari penganut agama yang beragam, tetapi mengucap salam lintas agama tidak dikenal dalam ajaran Islam,” ujarnya.
Baca: PWNU Jatim: Pejabat Muslim Dianjurkan Salam dengan Assalamu’alaikum
Maka katanya sangat disayangkan jika ada umat Islam yang tetap bersikukuh menolak tausiyah MUI ini, terlebih lagi jika ia awam dalam urusan agama. Sebab sikap seperti itu dikuatirkan akan memperburuk kesehatan ruhaniyahnya (baghyan bainahum).
“Bukankah selama puluhan tahun sejak merdeka tradisi toleransi dan sikap saling menghormati antar pemeluk lintas agama terjaga dengan baik dengan hanya mengucap selamat pagi/siang/sore/malam? Lalu sejak kapan keharusan mengucap salam semua agama menjadi syarat dan rukun menghormati hak publik penganut non Islam?” ungkapnya.
Baca: Soal Salam Lintas Agama, MUI Jatim: Muslim Cukup Ucapkan “Assalamu’alaikum…”
Perlu diketahui, kata dia, bahwa dalam Islam, ucapan salam itu adalah doa.
“Maka apakah seorang Muslim ketika mengucap salam semua agama itu sedang berdoa kepada Allah? Tentu tidak, dan berdoa kepada selain Allah dalam agama Islam mempunyai konsekuensi yang besar dan bahkan bisa menggugurkan syahadat seseorang. Di sinilah MUI telah menjalankan fungsinya dalam mendidik, ngemong dan menjaga akidah umat. Terima kasih MUI!” pungkasnya.*