Hidayatullah.com– Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat ikut dalam budaya antikorupsi, bukan hanya karena takut denda dan penjara, melainkan karena ketakutan kepada Allah.
Dalam pantauan hidayatullah.com, Tengku Zulkarnain berpendapat, kalau pesan tersebut jangan hanya dilayangkan ke masyarakat saja, tetapi juga kepada semua elemen pejabat negara.
“Untuk mencegah korupsi Pak @jokowi minta masyarakat takut pada Allah dan api neraka. Seharusnya satu lagi pak. Minta kepada semua pejabat negara termasuk Presiden dan kepala desa juga takut pada Allah dan api neraka. Kan duit di tangan mereka semua,” kata Tengku Zulkarnain melalui akun Twitter pribadinya @ustadtengkuzul, Sabtu (29/08/2020).
Belum lama ini, Presiden Jokowi, mengajak para tokoh agama, para pendidik, lembaga swadaya masyarakat untuk bersama melawan korupsi.
“Dengan keteladanan kita semuanya dengan perbaikan regulasi dan reformasi birokrasi saya yakin Insya Allah masyarakat akan menyambut baik gerakan budaya antikorupsi ini,” kata Presiden Jokowi dalam pidato pada kesempatan aksi nasional pencegahan korupsi, di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/08/2020).
“Takut melakukan korupsi bukan hanya terbangun atas ketakutan terhadap denda dan terhadap penjara, takut melakukan korupsi juga bisa didasarkan pada ketakutan kepada sanksi sosial. Takut dan malu pada keluarga kepada tetangga dan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan api neraka,” lanjutnya.
Permintaan tersebut Presiden sampaikan melalui video conference dalam pembukaan Aksi Nasional Pencegahan Korupsi yang diselenggarakan KPK.
“Gerakan budaya antikorupsi harus kita galakkan, masyarakat harus tahu apa itu korupsi, kita semua harus tahu apa gratifikasi, masyarakat harus jadi bagian mencegah korupsi, antikorupsi, kepantasan, kepatutan harus menjadi budaya,” ujarnya mengajak masyarakat Indonesia.* Azim Arrasyid