Hidayatullah.com– Pemerintah melalui Kementerian Agama mendorong agar pendistribusian zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) segera disalurkan kepada masyarakat terdampak banjir dan gempa serta bencana lainnya yang terjadi pada awal tahun 2021.
Diketahui, sejumlah wilayah di Indonesia dilanda banjir dan gempa. Banjir dan longsor terjadi di Sumedang (Jawa Barat), banjir meluas di beberapa Kabupaten di Kalimantan Selatan (Kalsel), dan gempa melanda Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
Banjir di Sumedang (Jawa Barat) dan Kalsel serta gempa M 6,2 di Sulbar mengakibatkan banyak korban jiwa berupa kehilangan nyawa, luka berat, maupun luka ringan dan berbagai jenis kerugian fisik. Oleh karenanya, ZIS diharapkan menjadi solusi atas persoalan yang dihadapi para korban.
“Pendistribusian zakat pada bidang kemanusiaan dapat diberikan dalam bentuk penanganan korban bencana alam, korban kecelakaan, korban penganiayaan, dan korban tragedi kemanusiaan lainnya,” ujar Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin di Jakarta, Sabtu (16/01/2021), mengutip Peraturan Baznas nomor 3 tahun 2018 Bab 2 pasal 4 ayat 4.
Pendistribusian ZIS kepada masyarakat terdampak banjir dan gempa tersebut, menurut Kamaruddin Amin, selaras dengan Keputusan Ketua Baznas Nomor 64 tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat. Dalam Bab II keputusan itu disebutkan bahwa korban bencana alam dapat dikategorikan ke dalam golongan yang berhak menerima zakat.
“Fakir merupakan orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dalam Keputusan Ketua Baznas Nomor 64 Tahun 2019, disebutkan bahwa termasuk dalam golongan fakir antara lain: orang lanjut usia atau tidak bisa bekerja, anak yang belum baligh, orang yang sakit fisik atau mental, orang yang berjuang di jalan Allah tanpa menerima bayaran dan/atau korban bencana alam atau bencana sosial,” tegas Dirjen yang juga anggota BAZNAS mewakili unsur Kemenag ini.
Baca: Tim SAR Hidayatullah dan BMH di Lokasi Gempa Sulbar Bantu Evakuasi Korban
Bencana Sepekan Terakhir
Dalam sepekan terakhir, sejumlah bencana alam melanda sejumlah daerah di Indonesia. Antara lain terjadinya longsor di Sumedang, Jabar. Tak lama kemudian, banjir besar merendam ribuan rumah di Kalsel. Belum surut banjir tersebut, gempa magnitudo 6,2 terjadinya di Majene dan Mamuju, Sulawesi Sulbar.
Banjir di Kalsel yang telah berlangsung berhari-hari, dampaknya meluas. Lebih dua puluh ribu warga Kalsel mengungsi karena rumah mereka terdampak banjir. Banjir berhari-hari itu membuat pemerintah daerah di Kalsel menaikkan status bencana menjadi tanggap darurat banjir. Status ini diterapkan setidaknya di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Status tanggap darurat ini diterapkan selama sepekan ke depan untuk memenuhi warga yang terdampak bencana.
Masih di Kalsel, sebanyak 21.990 jiwa terdampak banjir di Kabupaten Tanah Laut akibat hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan air sungai di Kecamatan Pelaihari meluap yang terjadi pada Ahad (03/01/2021) pukul 10.30 WITA. Hal ini berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Jumat (15/01/2021) pukul 11.40 WIB. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut melaporkan, saat ini -hingga laporan tersebut, red– tinggi muka air terpantau sekitar 150 cm sampai 200 sentimeter yang merendam 6.346 unit rumah. Disamping itu, BPBD juga terus melakukan pendataan 5 titik pengungsian bagi masyarakat.
Sedangkan di Kabupaten Balangan, Kalsel, sebanyak 3.571 unit rumah terendam banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan meluapnya sungai Balangan dan sungai Pitap.
Bencana longsor melanda Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jabar pada Sabtu (09/01/2021) lalu, menyebabkan puluhan rumah rusak dan korban jiwa.*