Hidayatullah.com– Sejumlah santri penghafal Al-Qur’an dari Pondok Pesantren Salafiyyah Tahfidzul Qur’an Ahlus Shuffah, Gunung Binjai, Balikpapan, Kalimantan Timur, menyelamatkan seekor penyu yang terkena pancing.
Aksi penyelamatan satwa yang dilindungi itu dilakukan para santri hafizh tersebut di Pantai Ambalat, Kelurahan Amborawang Laut, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, daerah yang berbatasan dengan Balikpapan.
Kepala Sekolah Ahlus Shuffah, Abdul Basith Muttaqin, kepada hidayatullah.com menjelaskan aksi penyelamatan itu dilakukan saat para santri melakukan kegiatan Mukhayyam Tarbawi 2021 (berkemah) di Pantai Ambalat yang berlangsung pada Selasa-Kamis (28-30/12/2021).
Penyelamatan penyu tersebut dilakukan pada Rabu (29/12/2021) siang sekitar jam 11-an. Saat itu, sejumlah penghafal Qur’an sedang berenang di laut sekitar 100-150 meter dari bibir pantai. Tiba-tiba, mereka mendapati seekor penyu yang sedang kena pancing.
“Beberapa santri lagi berenang, terus lihat pancing yang dipasang berderet di sekitar pantai, pancing naik turun kayak ada ikannya. Diperiksa, ternyata si penyu (kena pancing). Kasihan, akhirnya diselamatkan,” tuturnya kepada hidayatullah.com, Kamis (30/12/2021).
Usai melepaskan penyu itu dari jeratan, santri membawanya ke daratan dalam kondisi mata pancing masih menyangkut pada badan penyu. “Beberapa kali diusahakan melepas mata pancingan tapi gak berhasil, jadi (penyu itu) diamankan dulu di kamar mandi,” ujarnya.
Kemudian, pihak Ahlus Suffah menghubungi pihak Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur di Balikpapan untuk menyerahkan hewan tersebut.
“(Kami) telepon BKSD tanyakan terkait itu, langsung meluncur dia, karena (penyu) masuk satwa langka yang dilindungi,” ujar Basith.
Sejumlah dua orang dari SKW III BKSDA Kaltim pun datang ke Pantai Ambalat dan menerima hewan tersebut dari pihak Ahlus Shuffah.
Pihak SKW III BKSDA Kaltim mengapresiasi langkah para santri Ahlus Suffah yang menyelamatkan penyu tersebut. “Mereka (SKW III BKSDA Kaltim) mengapresiasi atas kepekaan santri memanggil mereka dan melaporkan (penyu tersebut),” kata Basith.
Pihak SKW III BKSDA Kaltim pun menjelaskan bahwa sudah menjadi tugas mereka untuk menjaga dan melestarikan satwa langka.
Basith mengapresiasi para santrinya yang telah berinisiatif menyelamatkan penyu tersebut dari ancaman kepunahan.
“Sebagai orang beriman sudah menjadi hal yang wajib untuk menjaga, peduli lingkungan dan melestarikan apa yang ada di alam ini, terlebih bagi penghafal Al-Qur’an, termasuk menyelamatkan penyu,” ujar Basith yang juga alumnus Ahlus Shuffah (2012) dan STIBA Arrayah Sukabumi (2018).
Sebagai informasi, selain berwisata, para santri penghafal Qur’an itu datang ke Pantai Ambalat juga untuk melakukan sejumlah kegiatan lain seperti bakti sosial bersih-bersih pantai dan memakmurkan mushalla setempat. “(Juga) penyerahan sumbangan mushaf dari tahfidz untuk mushalla Pantai Ambalat yang diterima Bapak Syamsudin,” ujar Basith, putra kelahiran Balikpapan ini.
“Program Ko Kurikulum rutin tahunan Tahfidz Ahlus Shuffah yaitu kegiatan Mukhayyam Tarbawi 2021 (berkemah) yang di dalamnya meliputi kegiatan kepanduan (Pramuka), outbond, baksos, dan tadabbur alam,” tambahnya.
Diketahui, Ma’had Tahfidz Ahlus Suffah tersebut merupakan salah satu lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan Ummulqura.*