Hidayatullah.com—Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur telah memuntahkan awan panas dan erupsi. PVMBG Badan Geologi ESDM menaikkan status Gunung Semeru dari siaga menjadi awas. Kenaikan dari level 3 siaga ke level 4 itu terhitung mulai siang ini.
Badan Meteorologi Jepang pun memberi peringatan ancaman tsunami akibat erupsi Semeru. Semeru erupsi sekitar pukul 02.46 WIB dini hari ini dengan tinggi kolom abu 1.500 meter di atas puncak gunung sekitar 5.176 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.
Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan mengimbau tidak ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak Gunung Semeru.
“Tidak ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak, dan sektoral arah Tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 km dari puncak. Surat resmi peningkatan status segera disampaikan,” ujar Hendra Gunawan dalam keterangan tertulis.
PVMBG juga mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan aktivitas dan menjauhi wilayah sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai, di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Di samping itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
“Masyarakat diharapkan selalu mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ucapnya.
Warga mengungsi
Sementara itu Dusun Kamar A Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo sejak pukul 09.00 WIB mulai kembali mengungsi ke sejumlah tempat yang lebih aman. Hal ini dilakukan, karena warga khawatir tumpukan material vulkanik Semeru menumpuk di Curah Kobo’an.
Polsek Pronojiwo menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan memperhatikan jalur evakuasi. “Kami masih ada di lapangan bersama Tim gabungan untuk menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada” kata Kanit Sabhara Polsek Pronojiwo Aipda Andhik Purnomo.
Sementara dilansir Kyodo News, hari Ahad (4/12/2022), badan cuaca Jepang memperingatkan bahwa tsunami dapat tiba di Pulau Miyako dan Yaeyama di prefektur selatan Okinawa sekitar pukul 14.30 waktu setempat.*