Hidayatullah.com– Penasihat Lembaga Islam Internasional untuk Pendidikan dari Arab Saudi, Syeikh Khalid al-Hamudi, mengunjungi Ma’had Tahfidz Al-Qur’an dan Al-Hadits Nuur Waar di Kampung Bunut, Desa Tamansari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/07/2016).
Pesantren Nuur Waar merupakan salah satu sarana dakwah Yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), yang fokus dalam pengembangan generasi Muslim Nuu Waar (Irian Jaya). Pesantren Nuur Waar menampung kurang lebih 500 santri putra-putri asal Papua.
Baca: Kedubes Saudi-AFKN Kuliahkan 63 Putra-putri Papua di LIPIA Aceh dan Jakarta
Kunjungan Ketua Yayasan al-Manarah al-Islamiyah itu disambut meriah dengan iringan shalawat para santri, tenaga pengajar, pengurus AFKN dan Ketua AFKN Ustadz Fadlan Garamatan.
Pantauan hidayatullah.com, setibanya di pesantren, Syeikh Khalid disambut dengan tradisi khas Papua dalam menghormati tamu, yaitu dengan mengarak Syeikh di atas kursi oleh para santri.

“Ketahuilah dengan membaca al-Qur’an, (dzikir) kepada Allah, akan menenteramkan hati,” ucapnya mengutip intisari Surat Ar-Ra’d ayat 28.
Baca: Ketika Diplomat Saudi Diarak “Tentara Papua” di Bekasi [1]
Syeikh Khalid pun mewasiatkan kepada para santri yang menuntut ilmu agar berusaha menjaga pintu surga yang Allah titipkan kepada ayah dan ibu mereka, juga agar berbakti kepada kedua orangtua.
Para santri juga dipesankan agar senantiasa menanamkan tiga perkara dalam kehidupan mereka. “(Pertama), penuntut ilmu hendaknya memperbaiki niat ikhlas hanya berharap ridha Allah Subhanahu Wata’ala,” pesannya.
“Kedua, agar menghiasi ilmunya dengan kesabaran, karena seorang penuntut ilmu yang tidak memiliki kesabaran diibaratkan jasad tanpa ruh,” tambahnya.
“Dan terakhir, berlaku lemah lembutlah dalam mengajarkan ilmu yang kita miliki. Khususnya kepada sesama umat Islam,” tutur Syeikh Khalid di akhir wasiatnya.
Baca: Syeikh Khalid: Jurnalis Muslim Berperan Besar Menyebarkan Kebaikan
Sebelum memberikan nasehat, Syeikh Khalid membimbing seorang wanita paruh baya non-Muslim bersama anaknya untuk bersyahadat.
Wanita itu bernama Grace Ekasetiani dan anaknya Lady Kristiani Noviani. Syeikh pun menggantikan nama Grace dengan Asma dan nama Lady dengan Sumayyah.
Syeikh Khalid beserta pengurus santri dan pengurus Pesantren Nuur Waar berdoa kepada Allah untuk kebaikan kedua mualaf tersebut.* Zulkarnain