Hidayatullah.com– Dalam rangka menghadapi pemilihan presiden dan wakil presiden 2019, Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI menyeru pelaku dan elite politik agar mengedepankan etika politik yang berkeadaban, dengan tidak menampilkan rasa kebencian dan
permusuhan yang dapat memecah belah bangsa Indonesia.
Kepada umat Islam, Wantim MUI menyerukan agar tetap memelihara ukhuwah Islamiyah dan tidak terjebak dalam permusuhan dan pertentangan internal Islam yang dapat merusak ukhuwah Islamiyah.
Umat diingatkan agar perbedaan politik tak menjadikan bangsa ini berpecah belah.
Baca: Wantim MUI: KH Ma’ruf Harus Mundur Jika Terpilih Jadi Wapres
“Jadikanlah perbedaan aspirasi politik namun ukhuwah Islamiyah tetap terpelihara,” pesan Wantim MUI yang disampaikan Wakil Ketua Wantim MUI, Prof Didin Hafidhuddin usai rapat pleno ke-30, Rabu (29/08/2018) di lantai empat kantor pusat MUI, Jakarta.
Dalam rapat pleno tadi, juga dibahas mengenai status KH Ma’ruf Amin sebagai Ketua Umum MUI.
Statusnya sudah non-aktif, tapi tidak mengundurkan diri. Kalau terpilih sebagai wakil presiden, maka Kiai Ma’ruf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum MUI.
Baca: Wantim MUI: KH Ma’ruf Harus Mundur Jika Terpilih Jadi Wapres
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum MUI, Prof Yunahar Ilyas, menginformasikan, KH Ma’ruf Amin efektif non-aktifnya sebagai Ketua Umum MUI pada 20 September nanti.
Baru setelah 20 September, akan dirapatkan lagi untuk menunjuk salah satu di antara dua Wakil Ketua Umum (Yunahar Ilyas dan Zainut Tauhid) yang akan bertindak sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum.* Andi
Baca: Muhammadiyah-NU: Perbedaan Politik Jangan Jadi Sumber Perpecahan