Hidayatullah.com—Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengganti nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di lima wilayah Jakarta menjadi Rumah Sehat. Penjenamaan atau branding Rumah Sehat untuk Jakarta ini dinilai bertujuan mengubah cara pandang masyarakat terhadap rumah sakit agar tidak sekadar menyembuhkan orang sakit, tetapi juga untuk meningkatkan Kesehatan.
“Selama ini Rumah Sakit kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif, sehingga orang datang karena sakit dan ingin sembuh. Datanglah ke rumah sakit untuk sembuh, padahal untuk sembuh harus sakit dulu. Nah di sisi lain pada pandemi kemarin kita menyaksikan pentingnya menjaga kesehatan. Karena itu Rumah Sehat ini perannya ditambah, yakni aspek promotif dan preventif,” ungkap Gubernur Anies Baswedan pada peluncuran Penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta di RSUD Cengkareng seperti dikutip dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Salah satu bentuk perubahan nama adalah pembaharuan fasilitas yang mampu meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal ini tak sekadar diwujudkan dalam pembangunan infrastruktur, tetapi juga suatu bangunan yang mampu memberi makna sehingga warga yang hadir mampu mendapatkan pengalaman yang baik.
Dengan penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta diharapakan dapat mengubah pola pikir masyarakat agar tidak hanya berkunjung di saat sakit, namun juga dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas kesehatannya. Sehingga masyarakat menjadikan kesehatan sebagai tujuan dan cara hidup.
Gubernur Anies berharap penjenamaan ini akan mengubah mindset masyarakat terhadap rumah sakit. Yang sebelumnya berorientasi dari sakit untuk sembuh, ketika diubah menjadi rumah untuk sehat akan menjadi sehat dan lebih sehat lagi melalui berbagai treatment.
“Jadi datang ke rumah sehat, untuk menjadi sehat dan lebih sehat. Mulai melakukan medical and mental health check up, vaksinasi dan imunisasi, dan berbagai kegiatan yang bersifat promotif preventif lainnya. Sehingga rumah sehat ini dirancang benar-benar membuat kita berorientasi pada hidup sehat, bukan sekadar berorientasi sembuh dari sakit,” paparnya.
“Dengan penjenamaan ini kami berharap masyarakat akan memandang rumah sehat dengan cara pandang berbeda. Apalagi dalam bahasa internasional rumah sakit diartikan sebagai hospital dari hospitality yakni keramahan. Harapannya melalui penjenamaan ini juga percakapan di rumah-rumah pun berbicara tentang sehat bukan sakit karena alam bawah sadar kita menggarisbawahi itu,” lanjutnya
Kecaman buzzer politik
Kebijakan Anies ini rupanya membuat buzzer politik meradang. “Istilah “RUMAH SEHAT” bagi pemahaman sy adalah tempat yg digunakan untuk merawat kesehatan dan edukasi pola hidup sehat, bkn utk penyembuhan orang yang sakit sebagaimana fungsi Rumah Sakit, “ kata Ferdinand Hutahaean di akun @FerdinandHutah4. “Ide perubahan ini menurutku sesat nalar dan miskin gagasan,” ujarnya.

“Unt melayani kesehatan warga DKI, Jokowi-Ahok membuat KJS, membangun Puskesmas2 & Posyandu, up-grade Puskesmas menjadi RS, Anies? Cuma ubah istilah rumah sakit ke rumah sehat, “ kata Mohamad Guntur Romli di akun @GunRomli.
Sinisme buzzer ini dijawab pengguna dengan nama @patriot016610. “Penjenamaan Rumah Sakit Menjadi “Rumah Sehat untuk @DKIJakarta harapannya dpt mngubah pola pikir masyarakat agar tdk hnya brkunjung di saat sakit, namun jga dlm rangka mempertahankan dn meningkatkan kualitas kesehatannya,” tulis Jak🎞Shared @patriot016610.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti menjelaskan bahwa Rumah Sehat untuk Jakarta juga hadir dengan warna dan desain logo yang baru. Diharapkan pembaruan ini dapat menjadi wajah baru bagi pelayanan kesehatan rujukan di DKI Jakarta.
Tentu hal ini harus didukung dengan pembentukan profesionalisme seluruh SDM untuk lebih memberikan pelayanan yang optimal. “Rumah Sehat untuk Jakarta merupakan sebuah penjenamaan layanan kesehatan milik Pemprov DKI Jakarta yang sebelumnya merupakan 31 RSUD. Sebelumnya kita memiliki logo yang berbeda-beda menjadi 1 logo yang sama. Logo Penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta terinspirasi dari kelopak bunga melati gambir, yang merupakan salah satu bunga khas DKI Jakarta yang tidak hanya indah namun juga memiliki manfaat kesehatan sebagai obat,” jelasnya.
Widyastuti juga memaparkan penggantian nama Rumah Sehat untuk Jakarta merupakan komitmen mewujudkan transformasi layanan kesehatan termasuk di antaranya transformasi digital. Dalam melaksanakan transformasi digital, Dinas Kesehatan berkolaborasi dengan Kemenkes mengintegrasikan Rekam Medik Elektronik dengan Platform SATU SEHAT.
Platform ini membuka jalan untuk mewujudkan Integrasi Rekam Medik Elektronik di seluruh fasilitas kesehatan milik Pemprov DKI Jakarta. Selain memenuhi kebutuhan upaya kesehatan perorangan dengan menyajikan fitur pendaftaran online, Dinas Kesehatan juga memfasilitasi warga Jakarta dengan berbagai fitur layanan upaya kesehatan berbasis masyarakat seperti skrining Penyakit Tidak Menular, Skrining Kesehatan Jiwa, Skrining Calon Pengantin, Pencatatan imunisasi serta informasi dan edukasi lainnya yang terintegrasi di dalam satu platform JakSehat.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Timur, Muhammad Anwar, dengan mengganti Rumah Sehat, diharapkan dapat menumbuhkan semangat warga untuk mencegah penyakit sejak dini dengan hidup lebih sehat. “Kita berharap, jangan ada warga yang sakit. Lebih baik preventif dan promotif atau pencegahan sedini mungkin,” papar Anwar.*