Hidayatullah.com–Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyempatkan diri untuk mendatangi aktivis peserta konvoi “Asia to Gaza Solidarity Caravan” ketika acara penyambutan peserta konvoi sedang berlangsung di Aula Fakultas Teknik Universitas Tehran, Senin (13/12) pukul 13.00 waktu setempat.
Kedatangan Presiden Iran ini membuat para aktivis terharu, sebagiannya bahkan secara emosional berupaya menerobos kawalan pasukan pengamanan presiden untuk bersalaman dan memeluk Ahmadinejad.
Rasa haru juga dirasakan oleh 13 aktivis asal Indonesia yang berasal dari MER-C Indonesia, VOP (Voice of Palestine), AWG (Aqsa Working Group), Hilal Ahmar Society Indonesia dan PB HMI yang mengikuti konvoi solidaritas dan kemanusiaan pertama bangsa-bangsa Asia untuk Gaza. Mereka tidak menyangka bisa bertemu dengan orang nomor satu di Iran ini karena memang tidak tercantum dalam agenda acara.
Dalam sambutannya, Ahmadinejad menyatakan bahwa Palestina kini adalah cermin yang menunjukkan kepada dunia akan ketidakadilan dan penjajahan dalam skala yang tidak terbayangkan oleh dunia modern. Palestina adalah titik awal dari ambisi imperialisme untuk menguasai Timur Tengah dan pada akhirnya menghegemoni dunia secara keseluruhan.
Menurut Ahmadinejad, semua ini dilakukan oleh kekuatan-kekuatan yang sesungguhnya tidak percaya pada Tuhan, kemanusiaan, keadilan, dan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia.
“Slogan-slogan mereka tentang kebebasan, hak asasi manusia, dan demokrasi menjadi omong kosong ketika dihadapkan kepada mereka persoalan Palestina,” lanjutnya.
Keberadaan rezim Zionis adalah penghinaan bagi kemanusiaan dan umat manusia di seluruh dunia. Sebab itu, membebaskan Palestina adalah tugas setiap manusia, terlepas dari latar belakang agama, ideologi, dan kebangsaan, tegas Ahmadinejad.
“Konvoi ini adalah barisan bangsa-bangsa pecinta keadilan yang ingin kembali menegakkan martabat kemanusiaan dan kehormatan umat manusia,” lanjutnya yang disambut pekikan semangat oleh semua peserta konvoi, mahasiswa dan masyarakat yang hadir di acara tersebut.
Dari Tehran, konvoi “Asia to Gaza Solidarity Caravan” akan bergerak menuju Tabriz dan melintasi perbatasan Iran-Turki pada hari Kamis ini.
Konvoi dijadwalkan akan mengunjungi beberapa kota di Turki. Dari Turki, konvoi akan melanjutkan perjalanan darat menuju Libanon dan Suriah. Dari Suriah, tepatnya Latakia, peserta konvoi akan menyewa kapal untuk berlayar menuju Al Arish dan memasuki Gaza melalui perbatasan Raffah di Mesir. Konvoi diharapkan bisa masuk ke Gaza pada tanggal 27 Desember 2010 bertepatan dengan peringatan 2 tahun penyerangan Israel terhadap Jalur Gaza yang menewaskan ribuan rakyat Gaza.
Terganjal Visa Mesir
Di tengah cuaca dingin yang menusuk, aktifis dan relawan yang berasal dari daerah tropis termasuk delegasi Indonesia tetap semangat mengikuti seluruh kegiatan “Asia to Gaza Solidarity Caravan”.
Kondisi kesehatan semua anggota delegasi Indonesia juga baik walaupun suhu udara di kota-kota yang dilewati selama di Iran mencapai 4 derajat Celsius di siang hari dan 2 derajat Celcius di malam hari.
Yang masih menjadi kendala khususnya bagi delegasi Indonesia saat ini adalah belum didapatnya visa untuk memasuki wilayah Mesir. Sementara delegasi dari negara lain seperti India, Malaysia dan Jepang sudah mengantongi visa Mesir.
Berbagai upaya dan koordinasi dengan KBRI dan pihak-pihak terkait masih terus dilakukan dengan harapan visa Mesir bisa segera didapat dan delegasi dari Indonesia bisa masuk ke Gaza bersama dengan peserta konvoi dari negara lainnya.
Sementara itu, dua relawan MER-C yang saat ini masih bertugas di Gaza, yaitu Abdillah Onim dan Ir. Nur Ikhwan Abadi sudah menunggu kedatangan peserta konvoi “Asia to Gaza Solidarity Caravan”.
“Kami berharap delegasi Indonesia bisa memperoleh visa Mesir seperti peserta konvoi dari negara lainnya dan kami siap menyambut kedatangan mereka,” ujar Abdillah Onim . [mer/cha/hidayatullah.com]
Presiden Iran Sambangi Peserta “Asia to Gaza Solidarity Caravan”
