Hidayatullah.com – Sedikitnya 24 tentara ‘Israel’ telah tewas di Gaza sejak awal November dalam pertempuran dengan pejuang Palestina, menurut media lokal.
Lima diantaranya tewas di Gaza utara, menjadikan wilayah paling mematikan bagi pasukan ‘Israel’ di banding wilayah Gaza lainnya.
Di Gaza utara, para pejuang Palestina berhasil menghancurkan kendaraan militer ‘Israel’ dan menyerang tentara mereka dari jarak dekat, menyebabkan tingginya jumlah korban jiwa.
Operasi-operasi Al-Qassam
Brigade Izuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, pada Selasa mengumumkan bertanggungjawab atas sebuah operasi di Jabalia. Di mana para pejuangnya meledakkan sebuah alat peledak di dalam sebuah rumah di lingkungan al-Qasasib, pada saat 10 tentara ‘Israel’ menyerbu rumah tersebut, menewaskan dan melukai mereka.
Al-Qassam juga mengumumkan melakukan operasi penembak jitu, di mana para pejuangnya menembak mati seorang tentara ‘Israel’ dan menargetkan sebuah pasukan infanteri dengan dua rudal anti-personil, yang mengakibatkan jatuhnya korban di antara pasukan ‘Israel’.
Pasukan infanteri lain yang berlindung di dalam sebuah rumah di lingkungan al-Qasasib di kamp Jabalia menjadi sasaran peluru anti-personil.
Pejuang Perlawanan juga meluncurkan rudal TBG ke arah pasukan infanteri yang terdiri dari tujuh tentara di dalam sebuah rumah di Beit Lahia, Gaza utara, kemudian menyerang mereka dari jarak dekat dengan senapan dan granat, sehingga melumpuhkan pasukan tersebut.
Brigade al-Qassam juga menyerang sebuah tank Merkava Israel dengan menggunakan alat peledak improvisasi (IED), serta sebuah buldoser D9 militer dengan rudal Tandem. Serangan-serangan tersebut terjadi di sekitar Masjid al-Yaseen di lingkungan Tal al-Zaatar di Jalur Gaza utara.
‘Israel’ harus mengakhiri perang di Gaza
Mengingat kerugian besar yang diderita “Israel” di Gaza, seorang jenderal cadangan “Israel” menekankan perlunya mengakhiri perang di selatan.
Mantan kepala Dewan Keamanan Nasional “Israel”, Jenderal Giora Eiland, pada Selasa menegaskan bahwa itu adalah kepentingan terbaik “Israel” untuk mengakhiri perang di Gaza.
Dalam pernyataan kepada Channel 12 Israel, Eiland mengatakan, “Kerugian Israel di Gaza sangat signifikan. Dalam satu bulan terakhir, 24 tentara Israel tewas di Gaza, dan banyak yang lainnya menderita luka-luka serius.”
Dia menunjukkan bahwa sebagian besar korban masih berusia muda dan berusia awal 20-an, dan menekankan bahwa beberapa di antaranya mengalami luka-luka yang akan melumpuhkan mereka seumur hidup.
Ia juga menyoroti “penderitaan yang luar biasa dari ribuan keluarga di Israel karena banyaknya tantangan ekonomi.”
Eiland menekankan bahwa sudah jelas bahwa Hamas hanya akan membebaskan tawanan Israel melalui kesepakatan komprehensif yang mencakup berakhirnya perang, dan menambahkan, “Siapa pun yang menggambarkan situasi secara berbeda berarti menipu keluarga para sandera.”