Hidayatullah.com–Mesir berencana membuat zona penyangga (buffer zone) sepanjang 500 meter pada perbatasan dengan Jalur Gaza. Pejabat senior militer Mesir mengatakan, warga Mesir yang tinggal di Saladin, al-Barahmeh, Kanada, Brazil, al-Sarsouriya dan wilayah lainnya yang dekat dengan Gaza telah menerima surat pengusiran terkait rencana tersebut.
Seperti dikutip dari Maan News, para pemilik rumah yang menerima perintah pengusiran menolak keputusan itu dan membakar bendera sebagai bentuk protes. Bulldozer-bulldozer militer juga dilaporkan telah meratakan pepohonan di wilayah perbatasan.
Militer Mesir sudah menghancurkan 13 rumah di wilayah al-Sarsouriya yang merupakan tempat ditemukannya pintu masuk terowongan. Militer Mesir mengatakan kepada Maan News bahwa sebagian besar terowongan dengan pintu masuk di wilayah terbuka telah dihancurkan dengan alasan keamanan dan mencegah penyelundupan. Juru bicara militer Mesir, Ahmad Mohammad mengatakan, sejauh ini militer sudah menghancurkan 343 terowongan.
Militer Mesir juga dilaporkan melarang nelayan Gaza untuk melaut di dekat wilayah perbatasan. Hal ini diklaim militer sebagai upaya mencegah penyelundupan lewat jalan laut. Jum’at 30/8 lalu, Hamas mengungkapkan bahwa dua nelayan Palestina terluka dan lima lainnya diculik angkatan laut Mesir di perairan Jalur Gaza.
“Beberapa kapal Mesir melepaskan tembakan langsung ke arah kapal-kapal nelayan pada Jumat dini hari,” sebut Hamas.
Kedua nelayan yang terluka itu lalu dibawa ke rumah sakit di Rafah. Hamas menggambarkan insiden tersebut sebagai tindakan yang tidak adil dan meminta nelayan yang ditangkap agar segera dibebaskan.
Mesir sendiri tidak langsung mengkonfirmasi insiden yang kemudian memicu ketegangan dengan Hamas tersebut. Nelayan Gaza kerap melaut hingga perairan Mesir sebagai alternatif dari pembatasan wilayah berlayar yang diberlakukan penjajah zionis ‘israel’ di Gaza. Namun perairan Mesir tidak lagi aman bagi warga Gaza sejak Presiden Mesir, Muhammad Mursi dikudeta pada 3 Juli lalu.*/Sahabat Al-Aqsha