Hidayatullah.com–Lebih dari 700 warga Ahmadiyah Tasikmalaya yang telah meneguhkan kembali ke Islamannya adalah sebuah hal yang patut diapresiasi. Demikian disampaikan Menteri Agama Suryadharma Ali, dalam sambutan Pemberian Bantuan pada Jamaah Eks Ahmadiyah, di Masjid Baiturrahman, Singaparna, Tasikmalaya.
“Alhamdulillah, saya telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi, khususnya dengan jajaran di instansi yang saya pimpin sendiri, yaitu Kementerian Agama. Saya telah menyisir anggaran yang ada di Dirjen Pendidikan Islam, Dirjen Bimas Islam, Kabalitbang, dan alhamdulillah anggaran untuk memberikan bantuan itu ada,” kata Suryadharma Ali, dalam sambutannya hari Senin, (02/09/2013) dikutip laman Kemenag.
Menurut Menag, mantan penganut Ahmadiyah yang telah meneguhkan kembali ke islamannya ini menjadi keharusan semua untuk mencari jalan keluar agar mereka yang mengalami kesulitan ekonomi bisa diatasi.
Menag juga mengatakan, pendekatan yang dilakukan masyarakat Tasikmalaya perlu dicontoh, karena tanpa kekerasan.
“Apa yang dilakukan oleh masyarakat Tasikmalaya terhadap warga Ahmadiyah patut dicontoh,” tegas Menag.
Pendekatan yang dilakukan oleh para tokoh ulama dan pimpinan pondok pesantren di Tasikmalaya bukanlah pendekatan kekerasan, melainkan dialog.
“Ulama di sini mengedepankan pendekatan dakwah yang lembut dan simpatik,” kata Menag.
“Dakwah seperti ini pasti disukai oleh masyarakat, pasti disukai oleh kelompok-kelompok lain. Kita memang harus menampilkan Islam yang lembut, penuh kedamaian, menjunjung tinggi kerukunan, serta terus berupaya mempererat persaudaraan,” tambah Menag.
Menag mengingatkan bahwa Islam yang menjunjung tinggi perdamaian dan persaudaran tidak lain adalah Islam yang diajarkan dengan dakwah, bukan tindak kekerasan.
“Yakinlah, kekerasan tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali hanya kerugian, baik bagi umat Islam maupun lainnya,” pesan Menag. “Semua nya akan rugi,” imbuhnya.
Sebagai bukti bahwa tidak ada paksaan dalam dakwah masyarakat Tasikmalaya, kepada warga eks jamaah Ahmadiyah yang telah meneguhkan kembali ke Islamannya, Menag bertanya, “Apakah Bapak Ibu kembali ke Islam karena dipaksa atau tidak?” “Tidak,” jawab para eks jamaah Ahmadiyah yang hadir dengan kompak.
Diingatkan Menag bahwa hal terpenting dalam dakwah adalah kemauan untuk mengajak pada kebenaran dengan cara merangkul, bukan memusuhi. Menurut Menag, bagaimana kita mau mengajak warga Ahmadiyah untuk kembali kepada Islam, tapi kita berjauhan.
“Bagaimana kita mau mengajak kalau kita tidak mau berkomunikasi. Bagaimana kita mau mengajak kalau tidak mau berdialog. Bagaimana kita mau mengajak tapi kita tidak mau merangkul,” tutur Menag.
Oleh karenanya, Menag mengajak masyarakat Tasikmalaya untuk terus merangkul siapa saja yang sedang salah jalan.
“Kita dekati mereka dengan akhlak yang baik, lemah lembut, dan sopan santun. Insya Allah mereka akan sadar akan kesalahan dan kekeliruannya,” kata Menag.
Sebelumnya, hari Senin (17/06/2013), Masjid At Taufiq Kuningan Islamic Center, Manis Lor, Kabupaten Kuningan tujuh orang jamaah Ahmadiyah meneguhkan kembali keislamannya di depan Menag Suryadharma Ali. Acara ini menyedot perhatian ribuan pengunjung masjid.*