Hidayatullah.com–Pakar hukum Palestina mengkhawatirkan rencana zionis, mengusir ribuan warga Al-Quds melalui penerapan “kartu pintar” yang diberinama “Kartu Biomateri”.
Profesor bidang hukum internasional, Hana Isa dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC) mengatakan, penerapan kartu biomateri adalah kartu pintar yang memuat sejumlah informasi tentang karakteristik fisik, termasuk di dalamnya sidik jari, jaringan bola mata, karakteristik DNA yang diakui, geometris tangan. Selain data-data pribadi milik, nomor yang dapat terhubung ke database pusat untuk membantu memastikan identitas pemegang kartu .
Dalam pernyataan persnya, Rabu (09/10/2013) , ia menyampaikan keprihatinan atas keseriusan aplikasi baru untuk ribuan warga penduduk al-Quds. Kota RAM dan Betania misalnya diwajibkan mengganti kartu identitas mereka dengan kartu biomateri tersebut untuk membuktikan bahwa mereka berhak tinggal di sana. Jika tidak mereka harus keluar dari al-Quds atau tinggal di belakang tembok rasial. Dengan kebijakan ini, mereka akan dapat mengusir ribuan warga Palestina yang saat ini tinggal di sekitar Al-Quds.
Penggalian Terowongan
Sementara itu UNESCO diminta mengirim satu misi untuk menyelidiki perbuatan zionis-Israel terbaru, terutama terhadap Masjid Al-Aqsha.
“UNESCO mesti turun-tangan dan menyelidiki tindakan ini, terutama penggalian terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha,” kata Reyad Al-Malki dalam satu wawancara radio seperti dilansir Antara, Kamis (10/10/2013).
Sebelumnya, Perhimpunan Al-Aqsha bagi Warisan dan Harta Islam telah memperingatkan rencana zionis-Israel untuk menggali terowongan di bawah kompleks Masjid Al-Aqsha.
Kelompok tersebut menyatakan penggalian itu bertujuan untuk membuat elevatof vertikal, pintu masuk dan koridor horizontal di bawah tanah yang menuju daerah Tembok Ratapan Yahudi. Pernyataan itu juga mengatakan rencana tersebut akan menelan biaya 10 juta dolar AS untuk mendorong pariwisata Israel di Kota Tua Jerusalem.*