Hidayatullah.com–Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jennifer Psaki mengecam tindakan dua kubu Palestina, Hamas dan Fatah yang telah melakukan rekonsiliasi. Menurutnya tindakan tersebut sebagai ancaman “ekstrim” dan langkah seperti itu akan mempengaruhi bantuan Amerika pada Palestina.
“Momen ini sangat mengganggu dan kami tentu kecewa,” ujar Psaki dikutip charlotteobserver.com.
Sementara Radio publik Zionis dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC) mengatakan PM Zionis Benyamin Netanyahu menyerukan sidang khusus Dewan Kabibet Kecil Zionis hari ini, Kamis (24/04/2014), untuk membahas dampak kesepakatan rekonsiliasi antara gerakan Hamas dan Fatah.
Netanyahu menuduh Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas telah memilih gerakan Hamas dan bukan perdamaian.
Netanyahu mengkritik kesepakatan rekonsiliasi dengan mengatakan, “Siapa yang memilih gerakan Hamas maka ia adalah gerakan teroris yang menyerukan penghapusan negara ‘Israel’ dan tidak ingin perdamaian.”
“Mereka perlu memutuskan… Apakah mereka ingin membubarkan diri mereka sendiri atau bersatu dengan Hamas? Kapan mereka ingin berdamai (dengan Israel), mereka harus memberitahu kami,” ujarnya dikutip AFP.
Dalam komunikasi melalui telepon dengan Menlu Amerika John Kerry, Netanyahu mengatakan, “Setiap kali Abbas lari dari mengambil keputusan-keputusan terkait dengan proses damai.”
Sebagai penolakan terhadap rekonsiliasi, entitas Zionis menyatakan pembatalan pertemuan perundingan yang dijadwalkan mala mini di kota al Quds.
Sementara itu Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas mengatakan, tidak ada pertentangan sama sekali antara rekonsiliasi dan perundingan. Terlebih Otoritas Palestina komitmen menegakan perdamaian yang adil, yang berdiri di atas asas solusi dua negara sesuai dengan keputusan-keputusan internasional.
Abbas menambahkan, langkah mengakhiri perpecahan yang didukung secara internasional dan di tingkat Arab akan memperkuat kemampuan perunding Palestina merealisasikan solusi dua negara.
Seperti diketahui, hari Rabu kemarin, diumumkan diakhirinya perpecahan Palestina setelah pertemuan dialog antara delegasi Hamas dan PLO, yang menghasilkan kesepakatan menyeluruh menuju pembentukan pemerintahan bersama dan kesepakatan pelaksanaan Pemilu sebelum akhir tahun ini.*