Hidayatullah.com—Seorang analis dan penulis Zionis-Israel Aleior Levy mengatakan bahwa “Israel” tidak berkepentingan dengan eskalasi yang terjadi dan berusaha mengembalikan ketenangan. Serangan pasukan yang dilakukan di Jalur Gaza adalah dalam kerangka “pertahanan,” demikian klaim Levy membela Israel.
Penulis di surat kabar Zionis Yedioth Ahronoth ini mengatakan, “Sebab utama yang mencegah militer penjajah Zionis untuk mengambil resiko dan melakukan persiapan untuk mengantisipasi terjadinya konfrontasi di masa mendatang, adalah semakin besarnya kemampuan militer Gerakan Hamas di Jalur Gaza sejak agresi yang dilancarkan Zionis pada Desember tahun 2012.
Dia menambahkan, sayap militer gerakan Hamas mengembangkan kemampuan militernya selama masa tenang pada dua sisi utama yang dikhawatirkan pihak “Israel”. Yaitu terowongan dan senjata roket jarak jauh.
“Membesarnya kemampuan militer Hamas fokus pada pembuatan roket secara mandiri, yang jangkauannya sampai ke daerah Ghous Dan, lebih jauh sedikit ke utara. Ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi dalam agresi tahun 2012. Ditambah lagi saat ini gerakan Hamas memiliki puluhan bahkan ratusan roket tersebut,” demikian dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC), Kamis (10/07/2014).
Berkaitan dengan terowongan, Levy mengatakan, “Ada kemampuan canggih pada Hamas dalam penggalian terowongan dan sudah mengalami perkembangan sangat pesat dalam bidang ini,” ujarnya.
Dia menyimpulkan, dengan kemampuan ini, tidak diragukan bahwa Hamas memiliki kemampuan pertahanan yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Kerugian Besar
Sebelumnya, hari Rabu, TV2 milik Israel menyebutkan kerugian besar di bidang ekonomi akan diderita Zionis-Israel akibat berlanjutnya serangan roket Al-Qassam, sayap militer Hamas di hari kedua berturut-turut dari Jalur Gaza.
TV Israel itu memperkirakan serangan roket itu akan menghantam bursa perdagangan Israel. Sebab sejumlah wilayah baru di Israel menjadi sasaran dan target serangan Brigade Al-Qassam di antaranya wilayah Dimona, dimana pusat nuklir Israel berada.
TV2 Israel juga menyebutkan, semua wilayah Israel saat menjadi terjangkau dan menjadi target roket-roket Al-Qassam. Israel juga mengakui bahwa Kubah Baja pertahanan ‘Israel’ gagal dalam menghadang serangan roket Palestina itu.*