Hidayatullah.com—Pihak Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa jumlah warga Palestina yang gugur akibar penembakan penjajah Israel dalam aksi “Great March of Return” sudah mencapai 32 orang
Korban tewas terakhir adalah seorang warga Palestina bernama Awad Kudeyh. Kudeyh tewas di rumah sakit pagi ini karena terluka berat oleh tentara Israel, tulis Anadolu Agency.
Sejak 30 Maret warga Gaza menggelar aksi damai di Khan Yunus, bagian selatan Jalur Gaza untuk melakukan aksi ‘Kembali ke Palestina’ yang Terjajah.
Baca: ICC Desak Israel Hentikan Serangan di Gaza, Mahmoud Abbas Cuci Tangan
Menurut Anadolu, sampai hari ini lebih dari 2.850 warga Palestina terluka, sebagian dari besar dari mereka tertembak peluru tajam oleh tentara Israel selama aksi demonstrasi damai di perbatasan Gaza
Dilaporkan beberapa warga lainnya yang terluka dan telah dirawat di rumah sakit di Gaza sedang dalam keadaan kritis.
Aksi “Great Return March” yang dimulai sejak Jumat (30/03/2018) pekan lalu akan berlanjut hingga beberapa minggu ke depan. Para demonstran menyatakan aksi itu sebagai pesan kepada dunia bahwa rakyat Palestina tidak akan pernah melupakan tanahnya yang diduduki penjahat Israel.
Israel yang kalap menghadapi demonstran yang meminta hak kembali ke desa-desa mereka setelah terusir akibat berdirinya ‘Negara palsu’ bernama Israel dengan menempatkan penembak jitu (sniper) dan menembaki para demonstran yang tak membahayakan.
“Israel mengambil segala sesuatu dari kami, tanah air, kebebasan, masa depan kami,” kata Samer, 27, seorang demonstran Palestina yang menolak memberikan nama lengkap karena khawatir akan menerima pembalasan dari Israel.
“Saya punya dua anak, laki-laki dan perempuan, dan jika saya mati, Tuhan akan merawat mereka,” ujarnya.
Pembunuhan brutal Israel terhadap puluhan demonstran Palestina telah memicu kecaman masyarakat internasional dan kelompok-kelompok HAM. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengerahkan sniper, menggunakan tank dan pesawat tempur untuk membunuh para demonstran di Gaza.*