Hidayatullah.com — Polisi Zionis “Israel” pada Ahad (02/05/2021) malam dengan kasar membubarkan protes damai di Yerusalem Timur terhadap rencana pemindahan penduduk Palestina di Syeikh Jarrah, lapor The New Arab.
Petugas Zionis “Israel” menembakkan gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan massa, melukai satu pemuda Palestina di tangan.
Warga Palestina telah berunjuk rasa untuk memprotes perintah agar 28 keluarga – atau sekitar 550 orang – meninggalkan rumah mereka untuk memberi jalan bagi pemukim ilegal “Israel”.
Puluhan warga Palestina ikut serta dalam pawai, membawa spanduk yang menyerukan komunitas internasional untuk turun tangan guna menghentikan penggusuran keluarga bersejarah Yerusalem dari rumah mereka, kantor berita Palestina Wafa melaporkan.
Demonstran juga mengimbau seluruh warga Palestina untuk berdiri mendukung warga Syeikh Jarrah.
Pengadilan “Israel” pada hari Ahad menunda keputusan untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di distrik Syeikh Jarrah di Yerusalem Timur hingga Kamis depan.
Pawai hari Ahad adalah yang terbaru dari serangkaian upaya untuk menghentikan proses penggusuran paksa warga Palestina di Yerusalem untuk memberi jalan bagi pemukim “Israel”.
Palestina telah meminta Yordania untuk memberikan dokumen yang akan membuktikan bahwa 28 rumah yang dialokasikan untuk penggusuran adalah milik kerajaan.
Mengungsi dari rumah mereka di kota-kota pesisir Yafa dan Haifa, keluarga tersebut telah pindah ke lingkungan Yerusalem di daerah Karm Al-Jaouni di Syeikh Jarrah, yang saat itu berada di bawah mandat Yordania.
Yordania mengatakan pihaknya membangun rumah untuk pengungsi Yerusalem Timur setelah berdirinya negara palsu “Israel” pada tahun 1948.
Dhaifallah Ali Al-Fayez, juru bicara resmi kementerian luar negeri Yordania, mengatakan kepada Arabi 21 Ahad bahwa pencarian dokumen yang akan menghubungkan hak kepemilikan kepada rakyat Palestina “masih berlangsung”.
Pada bulan April, dilaporkan bahwa diplomat paling senior Yordania telah memberikan bukti ini kepada Otoritas Palestina. Al-Fayez mengatakan dokumen yang saat ini sedang digeledah lebih penting daripada yang sebelumnya diberikan kepada otoritas.