Hidayatullah.com – Sejumlah pejabat tinggi penjajah ‘Israel’ di berbagai posisi telah mengundurkan diri dari jabatan mereka sejak operasi Taufan Al-Aqsha pada 7 Oktober tahun lalu.
Tak hanya itu, beberapa pejabat lainnya juga telah mengumumkan niat mereka untuk mengundurkan diri, terbaru Kepala Divisi Intelijen Kepolisian Israel.
Kepala Intelijen Polisi ‘Israel’
Pada 4 September, media Israel melaporkan bahwa Deputi Ch. Dror Assaraf, yang memimpin divisi intelijen kepolisian, telah memberi tahu Komisaris Polisi yang baru diangkat, Daniel Levi, bahwa ia berencana mundur dari jabatannya.
Peneliti Intelijen Militer ‘Israel’
Selain itu, Brigadir Jenderal Amit Saar, yang memimpin Divisi Penelitian di Direktorat Intelijen Militer, juga mengundurkan diri. Menurut laporan, pengunduran diri ini bukan karena kegagalan dalam memprediksi serangan 7 Oktober oleh Hamas, melainkan karena alasan kesehatan.
Kepala Intelijen Militer ‘Israel’
Kepala Direktorat Intelijen Militer, Mayor Jenderal Aharon Haliva, mengundurkan diri setelah mengakui kegagalannya dalam memprediksi serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Serangan ini mengejutkan Israel dan memicu berbagai tanggapan dari pemerintah dan militer.
Panglima Divisi Gaza
Pengunduran diri lainnya datang dari Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld, yang memimpin Divisi Gaza. Ia memutuskan untuk mundur setelah gagal melindungi pangkalan militer dan pemukiman Israel selama serangan tersebut.
Komandan Angkatan Darat ‘Israel’
Mayor Jenderal Tamir Yadai, yang merupakan komandan angkatan darat, juga mengumumkan pengunduran dirinya dengan alasan pribadi setelah menjabat selama tiga tahun.
Komandan Unit
Selain itu, Komandan Unit 8200, Brigadir Jenderal Yossi Shariel, berencana untuk mundur dalam beberapa minggu mendatang. Unit 8200 adalah unit intelijen yang markasnya diserang oleh Hizbullah pada akhir Agustus.
Shin Bet
Kepala Distrik Selatan badan keamanan Shin Bet juga mengundurkan diri, mengakui kegagalannya dalam mencegah serangan Hamas. Sementara Kepala Shin Bet, Ronen Bar, juga dilaporkan berencana untuk mundur setelah perang berakhir.
Pejabat dan Menteri
Tidak hanya di militer, pengunduran diri juga terjadi di kabinet ‘Israel’. Pada 6 Juni, Menteri Kabinet Perang ‘Israel’ Benny Gantz dan Gadi Eisenkot mengundurkan diri dari pemerintahan darurat yang dibentuk oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Gantz dan Eisenkot bergabung dengan pemerintahan ini setelah aksi perlawanan Palestina pecah, yang memicu pembentukan Kabinet Perang.
Pengunduran diri massal pejabat Zionis ini terjadi di tengah serangan ‘Israel’ yang terus berlanjut di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.800 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 94.200 orang sejak 7 Oktober tahun lalu.*